KPK dan Janet Napoles

Kasus penipuan “pork barrel” Janet melibatkan dana kebijakan yang dibentuk di tahun 1990 untuk memungkinkan legislator mendanai proyek-proyek kecil.
Janet membuat “proyek hantu” dan organisasi palsu yang mengakomodir dana, yang sebenarnya lari ke kantongnya dan teman-teman politisinya.
Sudah jelas, mereka yang dikatakan terlibat – termasuk putra mantan Presiden Marcos dan Estrada – telah menyangkal keterlibatan mereka.
Sayangnya, rakyat Filipina memiliki sejarah pahit karena penipuan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpinnya – dari Ferdinand Marcos hingga Gloria Macapagal Arroyo dan sekarang politisi-politisi yang tak terhitung jumlahnya.
Janet Napoles dan ibunya hanyalah tanda yang sangat menonjol tentang apa yang salah dengan perpolitikan Filipina, dimana para elit yang “tak tersentuh” itu mengkhianati kepercayaan publik dan menambah tingkat ketidakadilan sosial.
Media sosial – seringnya tanpa disengaja – membantu mengungkap pelanggaran tersebut serta melemparnya dengan cepat kepada si pelaku.
Tidak hendak mengatakan bahwa Indonesia adalah negara bebas korupsi. Kita hanya perlu mempertimbangkan kembali skandal Gedung Olahraga Hambalang yang melibatkan pemimpin-pemimpin yang tak terhitung jumlahnya, -laporan yang muncul bahwa negara menderita kerugian sebesar IDR 463.66 miliar- dan memahami lagi betapa serius permasalahan ini.
Untungnya, media di Indonesia yang bebas dan independen serta KPK yang tak gentar terus memburu kasus ini tanpa henti, tanpa rasa takut dan gamang.