KPK: Data Kampanye Pilpres SBY Tidak Terkait Kasus Anas

jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai data yang disampaikan mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum mengenai data audit independen dana kampanye pemilihan presiden (pilpres) Susilo Bambang Yudhoyono tidak terkait dengan perkara yang menjeratnya.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, Anas sudah menyampaikan data audit independen dana kampanye pilpres dalam pemeriksaannya hari ini. Suami Athiyyah Laila itu diperiksa sebagai tersangka dugaan penerimaan hadiah atau janji berkaitan dengan proyek Hambalang dan atau proyek-proyek lainnya.

"Karena data yang diakui oleh AU (Anas Urbaningrum) sebagai data audit dana kampanye maka penyidik menyarankan untuk melaporkan ke bagian pengaduan masyarakat (Dumas) KPK, karena tidak terkait dengan kasus yang disangkakan pada AU," kata Johan dalam pesan singkat kepada wartawan, Jumat (28/3).

Seperti diberitakan, Anas yang tiba sekitar pukul 13.31 WIB sempat disinggung mengenai data tentang hasil audit akuntan independen mengenai penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pilpres tahun 2009. Ia mengaku sudah memiliki data itu sejak 10 bulan lalu.

Anas membawa hasil audit itu dalam pemeriksaannya hari ini. Ia bahkan sempat menunjukan data itu kepada wartawan.

"Setelah saya pelajari informasi dari orang yang mengirim ini ternyata benar bahwa ada kejanggalan, ada hal yang aneh, ada yang layak untuk diselidiki lebih jauh. Misal ada daftar nama penyumbang korporasi dan perseorangan yang sesungguhnya tidak menyumbang," kata Anas di KPK, Jakarta, Jumat (28/3).

Dengan begitu, Anas menambahkan, berarti ada yang menyumbang tetapi namanya tidak ada. KPK, kata dia, harus menyelidiki hal itu, termasuk apakah dana itu terkait dengan Century atau tidak.

"Kalau ada sumber dana yang lain terkait dengan dana kampanye pilpres ini, itulah yang saya sebut layak untuk diselidiki oleh KPK. Bukan tugas saya dong menyelidiki, termasuk kaitan dengan Bank Century atau tidak. Itu tugas KPK untuk menyelidiki," tandasnya. (gil/jpnn)