KPK Dipandang Masih Bimbang
Minggu, 18 Oktober 2009 – 14:00 WIB
JAKARTA - Pimpinan KPK baru pilihan presiden terus menuai kritik untuk menyelamatkan nasib pemberantasan korupsi yang saat ini di ujung tanduk. Sebab, saat ini, KPK dipandang (sudah) memiliki sejumlah amunisi mujarab untuk memutarbalikkan berbagai macam serangan yang melemahkan lembaga anti korupsi tersebut. Salah seorang sumber di KPK menyebutkan bahwa komisi memiliki sejumlah bukti yang bakal mengungkap bahwa serangan terhadap KPK yang menyeret Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto itu murni rekayasa. Sumber lain di KPK memiliki jawaban lain lagi. Dia meyakinkan bahwa pimpinan lembaga anti korupsi itu akan menyampaikan langsung bukti-bukti dugaan rekayasa kasus tersebut kepada presiden. Namun, pimpinan KPK diperkirakan masih menunggu momen yang tepat. Sebab, presiden saat ini masih sibuk dengan agenda membentuk kabinet. "Mungkin itu pilihan pimpinan," terangnya.
"KPK memiliki bukti banyak sekali. Semua itu di tangan Pak Tumpak (Tumpak Hatorangan Panggabean). Tergantung dia berani atau tidak," ujar sumber tersebut. Sumber yang enggan disebutkan namanya itu mengaku tidak tahu mengapa KPK masih enggan membukanya ke publik. "Padahal sudah jelas semuanya," ujarnya. Yang pasti, data tersebut bersifat sangat teknis dan detail.
Baca Juga:
Sementara, pihak lain di KPK menyebutkan bahwa data tersebut tak kunjung dibuka karena internal di komisi tak kompak. Ada pihak yang khawatir, ada pula yang ketakutan dengan sikap tersebut.
Baca Juga:
JAKARTA - Pimpinan KPK baru pilihan presiden terus menuai kritik untuk menyelamatkan nasib pemberantasan korupsi yang saat ini di ujung tanduk. Sebab,
BERITA TERKAIT
- Judi Online Kini Menyasar Komunitas Motor di Kepri
- Ratusan Burung Pipit Mati Tersambar Petir di Bandara Ngurah Rai
- 4 Lokasi Penyitaan Uang Haram Rohidin Mersyah, Nomor 1 Wow
- Begini Rohidin Mersyah Peras Anak Buah, Honor Guru Disunat
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 25 November 2024, Hujan Merata
- Selain Rohidin Mersyah, 2 Anak Buahnya Juga Tersangka Pemerasan Pegawai untuk Pilkada