KPK Harus Bergerak Cepat Menelusuri Pengakuan Novanto
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus bergerak cepat menelusuri pengakuan Setya Novanto.
Ramses khawatir pernyataan terdakwa dugaan korupsi pengadaan e-KTP menyebut nama Puan Maharani dan Pramono Anung menjadi bola liar dan konsumsi politik untuk menyerang PDIP jelang Pemilu 2019.
"Saya kira KPK perlu menelusuri pengakuan Setya Novanto itu sehingga tidak menjadi bola liar dan konsumsi lawan politik," ujar Ramses di Jakarta, Jumat (23/3)
Menurut pengajar di Universitas Mercu Buana ini, penyebutan nama anak Megawati Soekarnoputri dan Pramono Anung menarik diperdebatkan publik karena keduanya menjabat menteri.
"Dua tokoh ini ada dalam lingkaran kekuasaan, bisa jadi alat untuk menyerang PDIP oleh lawan politik," kata Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini.
Sebelumnya, Novanto menyebut ada uang hasil korupsi yang mengalir kepada dua politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani dan Pramono Anung.
Menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, Puan dan Pramono masing-masing mendapat USD 500 ribu.
Novanto mengatakan itu di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (22/3) kemarin.(gir/jpnn)
Setya Novanto menyebut nama Puan Maharani dan Pramono turut menerima aliran dana proyek e-KTP.
- Jokowi Tanggapi Pernyataan Eks Ketua KPK Agus Rahardjo soal Kasus Setnov
- Jokowi Mempertanyakan Maksud Pernyataan Agus Rahardjo
- Menduga Pernyataan Agus Rahardjo soal Perintah Jokowi di Kasus Setnov, Antara Kontroversi dan Agenda Politik
- Praktisi Hukum Sebut Pernyataan Agus Rahardjo Tendensius dan Bernuansa Politis
- Isu Jokowi Pernah Minta Kasus Setnov Dihentikan, Awiek PPP Mengaku Semua Pihak Kaget
- Alexander Sebut Arahan Jokowi untuk Hentikan Kasus Setnov Ditolak Pimpinan KPK