KPK Harus Telisik Pelanggan RA
Muncul lah dugaan saya, ini jangan semata-mata dilihat masalah pelacurannya, kalau pelacuran harganya hanya Rp 80 juta, tapi kalau kita bentangkan wacana misalnya, kita bicara tentang kemungkinan penularan penyakit seksual, kemungkinan kehamilan diluar nikah, atau pembunuhan terhadap bayi. Kemudian bicara tentang rusaknya hubungan dalam keluarga.
Kemungkinan kita juga bicara tentang gratifikasi seks. Kalau kita kita bicara pelacuran secara multi dimensi, itu semua kita bicara tentang nominal yang jauh lebih besar lagi. Tidak hanya sebatas Rp80-200juta tapi jauh lebih besar yang sayangnya dimensi-dimensiitu sulit untuk diangka-kan tapi kita yakini.
Sebenarnya bicara prostitusi ini bisa jadi ada juga yang pelacur laki-laki, gigolo?
Oya jelas, pasti. Makanya saya tidak menggunakan perempuan, saya kan menggunakan kata pelacur, orang-orang yang menjadi pelacur. Berarti berlaku laki-laki dan perempuan, dalam kasus perdagangan orang itu juga disebut bukan hanya perempuan, anak-anak tapi juga laki-laki. Begitu juga bicara laki-laki gigolo profesional, saya yakin juga banyak.
Kembali soal harga tadi, bisa saja kan pelangganya tidak hanya pengusaha tapi juga pejabat, politisi?
Itu yang tadi saya bilang gratifikasi seks. Kalau menyangkut gratifikasi seks itu korupsi. Berarti kan kita bicara tentang petinggi-petinggi, pejabat, para orang penting yang melakukan korupsi dan tidak melibatkan uang barangkali, tapi pasti ada unsur uang.
Motifnya demi kepuasan lah ya, di kalangan para koruptor itu?
Ya bisa jadi, sangat-sangat bisa jadi. Bagian dari tanda petik "proses lobby", disediain all-in lah, hotelnya, makannya, hiburannya, esek-eseknya, dan seterusnya.