KPK Identifikasi Aliran Dana PGN
Rabu, 26 Agustus 2009 – 07:56 WIB
![KPK Identifikasi Aliran Dana PGN](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
KPK Identifikasi Aliran Dana PGN
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah berhasil mengendus setoran dana kepada pejabat PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Menurut identifikasi KPK, aliran dana berasal dari tiga kota besar seperti Jakarta, Medan dan Surabaya. "Namun, selain dari kota-kota itu ada juga dari Bogor dan Palembang," kata jubir KPK Johan Budi kepada wartawan, di Jakarta Rabu (26/8).
Menurut Budi, aliran dana itu terkait dengan pengadaan proyek pembangunan jaringan distribusi gas PGN pada tahun 2002 sampai 2003 di sejumlah daerah. " Petugas PGN di Daerah itu yang menghimpun sebagian dana proyek, kemudian disetor ke pusat," ujar jubir KPK yang juga mantan wartawan ini.Namun, Johan belum bersedia menjelaskan asal dana yang dikumpulkan oleh petugas PGN di sejumlah daerah itu. "Kemungkinan dari pihak swasta," kata Johan.
Baca Juga:
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus ini akhirnya menjerat mantan Dirut PGN Washington Mempe Parulian (WMP) sebagai tersangkanya. Tersangka diduga menerima sejumlah uang terkait proyek pembangunan jaringan distribusi gas PGN pada 2002 sampai 2003. Menurut Johan, WMP diduga orang yang bertanggung jawab atas penggalanan dana haram di sejumlah cabang PGN. "Diduga, sebagian uangnya digunakan untuk kepentingan pribadi," Johan menegaskan. (ara/jpnn)
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah berhasil mengendus setoran dana kepada pejabat PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Menurut identifikasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kecewa, Kubu Hasto Sebut Putusan Praperadilan sebagai Pembodohan Hukum
- Sumpah Advokat Pengacara yang Naik Meja saat Sidang Kasus Horman Dibekukan
- Hakim Tolak Praperadilan Hasto Kristiyanto
- Semangati Hakim Djuyamto, Pakar Harap Putusan Praperadilan Hasto Tak Mengacu Opini
- Bea Cukai Madiun Musnahkan 1,5 Juta Batang Rokok Ilegal di Kejari Ngawi
- Polda Babel Sukses Berantas Geng Motor, Sahroni: Strateginya Patut Dicontoh