KPK Jerat Bupati Lampung Tengah Jadi Tersangka Rasuah
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Lampung Tengah Mustafa sebagai tersangka kasus dugaan suap ke DPRD. Rasuah itu untuk meloloskan izin DPRD Lampung Tengah atas rencana Mustafa mengajukan pinjaman daerah dalam APBD 2018.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan mengatakan, Mustafa sudah menyandang status tersangka saat penyidik di lembaga antirasuah itu menangkapnya kemarin (15/2). “Sudah sebagai tersangka bersama dengan yang kemarin," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (16/2).
KPK sebelumnya menetapkan tiga tersangka kasus ini. Yakni Wakil Ketua DPRD Lampung Tengah J Natalis Sinaga, anggota DPRD Lampung Tengah Rusliyanto (RUS), serta Kepala Dinas Bina Marga Lampung Tengah Taufik Rahman.
Baik Natalis, Rusliyanto ataupun Taufik sudah menjadi tahanan KPK. Natalis dititipkan di tahanan di Polres Jakarta Timur, sementara Rusliyanto ditahan di Polres Jakarta Pusat.
Sedangkan Taufik dititipkan di Rutan Guntur. Ketiganya ditahan untuk 20 hari pertama demi kepentingan penyidikan.
Mustafa yang selesai menjalani pemeriksaa dini hari tadi juga langsung ditahan. Calon gubernur Lampung dari Partai NasDem itu pun mengaku pasrah.
“Kami terima lah. Itulah yang saya bilang cobaan hidup saya. Mungkin ada hikmahnya. Kami akan jalani sesuai prosedur," ucap dia sebelum dimasukkan ke mobil tahanan.
Namun, Mustafa enggan berkomentar banyak. “Nanti di pengadilan," tandasnya.(mg1/jpnn)
KPK telah menjerat Bupati Lampung Tengah Mustafa sebagai tersangka suap ke DPRD untuk meloloskan izin atas pinjaman daerah dalam APBD 2018.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- KPK Bawa 3 Koper Setelah Geledah Rumah Wantimpres Era Jokowi
- KPK Lakukan Penggeledahan di Menteng, Rumah Siapa?
- BNI Perkuat Tata Kelola Perusahaan & Pemberantasan Korupsi, Dukung Asta Cita Presiden RI
- KPK Sebut Wali Kota Semarang Mangkir dari Pemeriksaan, Bakal Jemput Paksa?
- KPK Kembali Panggil Wali Kota Semarang Mbak Ita Hari Ini
- KPK Sita Mercy Rp2,4 M dari Guru Spiritual Tersangka Kasus LPEI