KPK Minta Imigrasi Mencegah mantan Petinggi Gerindra Ini
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Direktorat Jenderal (Ditjen Imigrasi) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mencegah mantan Ketua DPD Partai Gerindra Maluku Utara (Malut) Muhaimin Syarif bepergian ke luar negeri.
Pencegahan ke luar negeri ini dalam rangka pengembangan kasus dugaan suap yang menjerat Gubernur nonaktif Malut Abdul Gani Kasuba.
Juru Bicara KPK Ali Fikri menyatakan pencegahan bepergian ke luar negeri ini dilakukan untuk memastikan Muhaimin Syarif berada di Indonesia saat dipanggil tim penyidik untuk diperiksa.
"Karena tim penyidik berpendapat perlunya keterangan dari salah satu pihak swasta atas nama MS (Muhaimin Syarif) dalam perkara pengembangan suap Abdul Gani Kasuba maka untuk memperlancar proses penyidikan dilakukan pengajuan cegah pada Ditjen Imigrasi Kemenkumham," kata Ali dalam keterangannya, Jumat (10/5).
Ali mengatakan pencegahan ini berlaku selama 6 bulan pertama atau setidaknya hingga November 2024. Tim penyidik bakal memperpanjang masa pencegahan Muhaimin Syarif ke luar negeri apabila dibutuhkan.
"Ini masih cegah pertama dalam waktu enam bulan ke depan agar tetap berada di wilayah Indonesia dan dapat diperpanjang sebagaimana kebutuhan tim penyidik," kata dia.
Ali mengingatkan Muhaimin Syarif untuk kooperatif jika dipanggil untuk diperiksa tim penyidik. Tak hanya terhadap Muhaimin Syarif, peringatan serupa juga ditujukan kepada saksi-saksi lainnya, termasuk terhadap saksi kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat Abdul Gani Kasuba.
Ali mengungkapkan terdapat sejumlah pihak yang mencoba menghalangi proses penyidik dengan mangkir dari pemanggilan tim penyidik.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak segan menjerat para pihak yang menghalangi proses penyidikan.
- Punya Modal Besar, Sahabat Yoshua Dinilai Bisa Tingkatkan Elektabilitas Calon Kepala Daerah
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Pimpinan KPK Sudah Dipilih, Alexander Marwata: Mustahil Bersih-bersih dengan Sapu Kotor
- 2 Bos PT Damon Indonesia Berkah Diduga Jadi Makelar Pengadaan Bansos Presiden
- KPK Dalami ke Mana Saja Wali Kota Semarang Mbak Ita Menukar Uang
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Gembira, Honorer Tercecer dan Database Bisa Seleksi PPPK, Jumlah Peserta jadi Makin Banyak