KPK Rawan Ditekan untuk Pojokkan Rival Politik
Sprindik Anas Bocor, Bukti Ada Permainan
Rabu, 20 Februari 2013 – 20:43 WIB
Ia meyakini bahwa dugaan draft Sprindik yang beredar luas atas nama Anas bukan hanya kebetulan, tetapi suatu kesengajaan. Sebab, kasus hukum yang menjerat Anas memiliki nilai politik tinggi. Dampak politiknya pun luas, berbahaya dan sangat besar. "Siapapun pasti ikut bermain yang terlibat di panggung kasus," ujarnya
Karenanya Boni menganggap bocornya dokumen administrasi penyidikan itu merupakan ujian bagi KPK. Namun Boni mengimbau, komisi pimpinan Abraham Samad itu supaya menjaga kinerjanya. Mereka, kata Boni, harus bisa mengembalikan integritasnya dengan cara menyelesaikan kasus-kasus besar yang mereka tangani.
Seperti diketahui, dalam dokumen yang diduga draft Sprindik itu Anas disebut sebagai tersangka atas penerimaan gratifikasi mobil Toyota Harrier. Anas dijerat karena saat menjadi anggota DPR RI tidak melaporkan pemberian yang diterimanya.
Bekas Bendahara Umum PD, M NAzaruddin menyebut uang pembelian Harrier itu berasal dari PT Adhi Karya, salah stau kontraktor proyek Hambalang. (gil/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Boni Hargens menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rawan dengan tekanan politik. Menurutnya,
BERITA TERKAIT
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad