KPK Sasar Rekanan Proyek
Minggu, 30 Desember 2012 – 09:37 WIB
Saat ini, setelah menyerahkan hasil audit Hambalang jilid I pada sekitar Oktober 2012 lalu, Badan Pemeriksa Keuangan kini sudah akan menyelesaikan audit keduanya terkait proyek yang diduga merugikan keuangan negara miliaran rupiah tersebut. Namun demikian, suara-suara keraguan terus mengalir dari parlemen terkait independensi hasil audit tersebut.
Pasalnya, di dalam tim audit Hambalang ada salah satu pihak yang dikhawatirkan memiliki conflict of interest. Anggota BPK Agung Firman Sampurna merupakan anak dari anak dari salah seorang anggota Komisi X dari Partai Golkar Kahar Muzakir.
Anggota Komisi XI dari Partai Demokrat Achsanul Qosasi tegas meminta agar Ketua BPK Hadi Purnomo menarik yang bersangkutan dari keanggotaan tim audit investigasi Hambalang. ”Sebaiknya hindari proses pemeriksaan yang berpotensi memengaruh independensi BPK. Anggota BPK itu ada sembilan. Jadi bisa ditunjuk anggota lain yang dapat memperkuat transparansi dan independensi pemeriksaan,” kata Achsanul saat dihubungi.
Dia melanjutkan, bahwa meski anggota BPK dipilih secara politis, tapi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus tetap profesional. Sebab, Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK menjadi pintu masuk bagi pemberantasan korupsi di Indonesia.
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berjanji tak akan diskriminatif dalam menangani kasus dugaan korupsi pembangunan pusat olahraga
BERITA TERKAIT
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran
- Gandeng Resinergi, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Perkotaan
- Legislator NasDem Tawarkan Solusi Ini Demi Menyejahterakan Petani
- Ray Rangkuti Tantang KPK Bidik Orang di Lingkaran Kekuasaan terkait Kasus DJKA
- Dirjen Bina Keuangan Daerah Terima Penghargaan dari Kementerian BUMN