KPK Selidiki Korupsi 'Flu Burung'
Rabu, 19 Agustus 2009 – 21:46 WIB
![KPK Selidiki Korupsi 'Flu Burung'](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
KPK Selidiki Korupsi 'Flu Burung'
JAKARTA- Syahwat korupsi pejabat Indonesia benar-benar sudah keterlaluan. Hampir semua bentuk proyek, termasuk proyek-proyek darurat pencegahan penyakit pun tidak lekang dari aksi korupsi. Kasus teranyar adalah dugaan korupsi pengadaan alat pendeteksi wabah flu burung . "Kami sedang menyelidikan pejabat yang terlibat. Dalam waktu dekat pasti kami umumkan,'' kata Deputi penindakan KPK Ade Rahardja ketika dihubungi JPNN di Jakarta, Rabu (19/8).
Sejumlah pejabat Departemen Kesehatan kini sedang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski begitu, kata Ade, KPK tidak ingin gegabah pejabat yang bersangkutan diumumkan ke publik."Nanti ada waktunya kita umumkan," ucapnya singkat. Sumber JPNN di KPK menyebutkan, modus korupsi yang dilakukan tersangka tak lain dari menggelembungkan harga (mark up) alat medis bagi pasien flu burung.
Baca Juga:
Setidaknya ada 4 alat yang diduga di-mark-up yakni bronchoscopy, automatic film processor, defibrilator, dan neurizer. KPK belum menyelidiki korupsi dalam pengadaan obat tamiflu (vaksin flu burung) yang selama ini diklaim paling manjur mengobati pasien yang terserang penyakit disebabkan virus H5N1 itu.
Mark-up pelaku tak tanggung-tanggung. Misalnya, bronchoscopy merek Olympus dipatok seharga Rp 538.036.364 per unit. Padahal harga aslinya (agen) hanya Rp 168 juta, dengan kata lain selisih harganya mencapai Rp 370.036.364 atau digelembungkan 202 persen. Automatic film harga asal Rp 62,430 juta jadi Rp 98,640 juta, defibrilator dimana harga agennya hanya Rp 72,5 juta jadi Rp 103 juta, terakhir, neurizer yang tadinya Rp 12 juta menjadi Rp 20 juta per unitnya. Alat medis flu burung ini disebar ke 100 Rumah Sakit Umum Daerah di seluruh Indonesia. (pra)
JAKARTA- Syahwat korupsi pejabat Indonesia benar-benar sudah keterlaluan. Hampir semua bentuk proyek, termasuk proyek-proyek darurat pencegahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Nikson Matuan Digiring ke Polda Papua, Brigjen Faizal: Setiap Simpatisan KKB Ditindak Tegas
- Menteri ESDM Bahlil Diminta Luruskan Penonaktifan Dirjen Migas
- Margarito: Dominus Litis di RKUHAP Ciptakan Kewenangan Berlebihan
- Belajar dari Jepang, Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak
- Bakul Budaya Rayakan Capgome di Kampus UI
- Advokat Pertanyakan Urgensi Hak Imunitas Jaksa: Lebih Baik Dihilangkan