KPK Sudah Tahu Sosok 'Tina Toon' & 'Babe' di Kasus Meikarta

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menelisik sandi ‘Babe’ dan ’Tina Toon’ dalam kasus dugaan suap perizinan proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengungkapkan, penyidik di lembaga antirasuah itu sudah mengantongi barang bukti terkait sosok yang disamarkan dengan sebutan ‘Babe’ dan ‘Tina Toon’ dalam kasus suap yang menyeret Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro itu.
"Kami sudah mengetahui 'Babe' itu siapa, 'Tina Toon' itu siapa. Kode 'Penyanyi' dan beberapa lainnya itu sudah kami ketahui dan buktinya sebenarnya semakin kuat saat ini," ujar Febri kepada awak media di KPK, Kamis (8/11).
Kendati demikian Febri belum mau mengungkapkan peran 'Babe' dan beberapa sosok di balik kode-kode yang digunakan dalam pelaku suap perizinan Meikarta. Menurutnya, sosok ‘Babe’ adalah salah satu pemberi suap yang dianggap memiliki peran penting dalam pembangunan proyek tersebut.
"Orang yang gunakan kode 'Babe' ini adalah salah satu pihak pemberi yang memiliki peran cukup penting," sambungnya.
Sekadar informasi, ada beberapa kode dalam suap perizinan proyek Meikarta. Selain istilah ‘Babe’ dan ‘Tina Toon’ juga ada 'Melvin', 'Windu' dan 'Penyanyi'.
"Kami sudah memecahkan kode tersebut dan belum bisa disampaikan secara rinci saat ini. Intinya nama-nama pejabat di Pemkab Bekasi yang berinteraksi terkait perizinan dan suap ini diganti dengan kode-kode tertentu. Kami duga ini bagian dari upaya menyamarkan," papar Febri.
Sebelumnya KPK telah menetapkan sembilan tersangka hasil operasi tangkap tangan (OTT) suap perizinan proyek Meikarta. Sebagai tersangka pemberi suap adalah Billy dan anak buahnya yang bernama Henry Jasmen, serta konsultan Lippo Group Taryadi dan Fitra Djaja.
Sedangkan tersangka penerima suapnya adalah Neneng Hassanah dan sejumlah pejabat di Pemkab Bekasi. Antara lain Jamaludin (kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi), Sahat MBJ Najor (kepala Dinas Damkar Kabupaten Bekasi), Desi Tisnawati (kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi), serta Neneng Rahmi (kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabupaten Bekasi.
KPK telah menelisik sandi ‘Babe’ dan ’Tina Toon’ dan barang bukti dalam kasus dugaan suap perizinan proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi.
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan
- KPK Telusuri Aset Wali Kota Semarang Hevearita, Potensi Penyitaan Menguat
- Mbak Ita & Suami Ditahan KPK, Balai Kota Semarang Sambut Pimpinan Baru
- KPK Dalami Korupsi Shelter Tsunami NTB, Waskita Karya Berpotensi Jadi Tersangka Korporasi
- Seusai Mengakhiri Jabatan Wali Kota Semarang, Mbak Ita dan Suami Langsung Ditahan KPK