KPPU Anggap Kenaikan Harga Beras Bukan Akibat Permainan
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi menyatakan bahwa pihaknya telah selesai menyelidiki dugaan tentang adanya kartel dalam perdagangan beras. Berdasar laporan dari staf KPPU di berbagai daerah, naiknya harga beras lebih disebabkan kurangnya pasokan, bukan persekongkolan pedagang besar.
”Oligopoli (pasar dikuasai beberapa orang) itu sah-sah saja, asal tidak bersekongkol,” katanya seperti dikutip Jawa Pos.
Sejak tren harga beras naik, dia selalu memantau sentra-sentra produksi beras seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan. Dari pantauan tersebut, diketahui pasar beras di daerah-daerah itu dikuasai beberapa pedagang besar saja.
”Jawa Timur ada dua, Jawa Tengah empat, Jawa Barat itu delapan. Pulau Jawa itu suplai 65 persen nasional. Di Sumatera Barat dan Sulawesi nggak banyak, 2–3 perusahaan, tapi saya nggak bisa sebut nama,” tuturnya.
Menurut Nawir, sudah tidak relevan lagi KPPU melakukan penyelidikan lebih jauh mengenai dominasi pasar pedagang-pedagang besar itu. Pasalnya, hasil laporan sudah menjawab bahwa kenaikan harga beras akhir-akhir ini lebih disebabkan pasokan yang kurang.
”Jika pasokan sudah normal, kami yakin harga akan kembali normal. Tapi, kami akan terus awasi karena beras merupakan salah satu komoditas strategis dan sensitif bagi masyarakat,” jelasnya.(wir/ken/dim/res/c11/sof)
JAKARTA - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi menyatakan bahwa pihaknya telah selesai menyelidiki dugaan tentang adanya kartel
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Snapcart Ungkap Marketplace Pilihan Brand Lokal dan UMKM
- IHCBS 2024: Wujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Transformasi SDM & Bisnis
- AISI Soroti Tantangan Penetrasi Kendaraan Listrik di Indonesia
- Tingkatkan Dana Murah, BTN Gandeng UPN Veteran Yogyakarta
- PPN 12 Persen Tidak Berpihak kepada Rakyat, Tolong Dibatalkan
- Gen Z Perlu Penguatan Literasi Keuangan, Biar Enggak FOMO