KPU Dinilai Terjebak Peraturan Bersifat Administrasi
jpnn.com - “Gara-gara satu caleg perempuan tidak memenuhi syarat administrasi, caleg lain yang ada di dapil harus gugur. Ini sama saja membonsai hak politik orang lain. Harusnya caleg yang tidak memenuhi syarat yang dihapus, bukan justru seluruh caleg di dapil tersebut,” ujar Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) di Jakarta, Senin (1/7).
Kondisi ini menurut Ray, memerlihatkan bahwa selama ini KPU dalam menyusun peraturan, terkesan masih terjebak pada urusan administrasi semata. Padahal efek yang ditimbulkan dari langkah tersebut paling tidak melahirkan lima efek yang tidak baik.
Di antaranya, masalah administrasi digunakan menjadi alat membatalkan peserta pemilu, menjadi alat diskualifikasi kemenangan parpol dan menjadi alat menghilangkan kesempatan politik orang lain.
“Disamping itu masalah administrasi menurutnya juga menjadi alat untuk saling menjatuhkan dan alat mengukur komitmen, keseriusan serta kejujuran politik. Jadi inilah satu-satunya pemilu di dunia, dimana hanya meributkan masalah administrasi,” katanya.
Kondisi ini menurutnya patut disayangkan, karena hakikat pelaksanaan pemilu, untuk memilih tokoh wakil rakyat dan pemimpin yang benar-benar dapat bekerja bagi kemaslahatan masyarakat Indonesia secara luas. Sehingga tidak bisa hanya dinilai dari kelengkapan syarat administrasi.
“Memang ada juga yang positif. Misalnya kelengkapan administrasi dijadikan sebagai alat untuk mengukur atau menilai keseriusan dan bahkan kejujuran politik. Seperti yang dilakukan KPU beberapa waktu lalu, mempublikasikan daftar riwayat hidup para caleg yang masuk dalam DCS,” ujarnya.
Namun terkait ketidakbersediaan caleg mempublikasikan daftar riwayat hidupnya, KPU diketahui tidak memberi sanksi, dengan alasan tidak diatur dalam undang-undang. Untuk itu Ray mendesak agar dalam kebijakananya, KPU tidak hanya sekadar berpatokan pada kelengkapan syarat administrasi belaka.(gir/jpnn)
JAKARTA – Kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait syarat penempatan minimal 30 persen perempuan dalam setiap daerah pemilihan (dapil),
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan