KPU Harus Antisipasi Pembajakan Dokumen Sipol
Kamis, 25 Oktober 2012 – 19:45 WIB
JAKARTA-Koordinator Kajian Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Girindra Sandino, mengaku sempat 'kecolongan' terkait polemik Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).
Akibat pemberitaan yang kurang jelas, ia sampai mengeluarkan pernyataan sikap, menyambut baik langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memutus kerjasama dengan International Foundation for Electoral Systems (IFES) dan tidak lagi menggunakan Sipol.
Padahal kenyataannya tidak demikian. “Sipol tetap dipakai. Namun untuk konsultan IFES dievaluasi," katanya di Jakarta, Kamis (24/10). Meski sedikit kecewa, Sandino tetap menyambut baik langkah KPU ini. “Karena campur tangan asing itu memang sebaiknya diakhiri. Meskipun dalam penyelenggaraan pemilu, kita tidak bisa menutup diri dari dunia luar,”katanya.
Penyelenggaraan Pemilu menurutnya, benar-benar harus mandiri. Hal ini mengingat Pemilu merupakan pintu gerbang menuju masa depan demokrasi yang lebih baik bagi Indonesia ke depan. Sehingga peran KPU benar-benar sangat strategis. Oleh sebab itu, kalau pun keterlibatan asing tidak bisa dihilangkan, paling tidak Sandino berharap ada upaya untuk meminimalisirnya.
JAKARTA-Koordinator Kajian Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Girindra Sandino, mengaku sempat 'kecolongan' terkait polemik Sistem Informasi
BERITA TERKAIT
- Demokrat Gelar Baksos-Donor Darah, Rangkaian Awal Perayaan Natal Nasional
- Pertemuan Prabowo-Megawati Bakal Berdampak ke Psikologis Elite
- Soal Riset OCCRP, Prabowo Diminta Layangkan Nota Protes ke Pemerintah Belanda
- Skandal Pemasangan Pagar Laut, Legislator NasDem Minta Menteri Trenggono Dievaluasi
- NasDem Dukung Prabowo yang Ingin Skandal Pemasangan Pagar Laut Diusut
- Hubungan Baik Megawati-Prabowo Jangan Disimpulkan Demi Barter Status Hukum Hasto