KPU Kota Bogor Panen Kecaman
jpnn.com - BOGOR-Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menunda rapat pleno rekapitulasi suara di sejumlah kelurahan, menuai kecaman dari tim sukses pasangan calon walikota(cawalkot).
Sekretar is Tim Pemenangan pasangan nomor urut 2, Bima Arya-Usmar Hariman, Safrudin Bima menyayangkan sikap KPU. Dengan kondisi ini, membuat jajarannya menyalakan sinyal waspada akan adanya kecurangan."Ini situasi sensitif, jadi jangan ada tindakan yang membuat kecurigaan," imbuhnya.
Senada, Ketua Tim Pemenangan pasangan Nomor urut 3, Achmad Ru'yat-Aim Halim Permana, Iwan Suryawan mengatakan, kebijakan KPU sangat membingungkan dan mencurigakan. Pasalnya, apa yang menjadi tahapan dan agenda pilwalkot sudah jelas terencana.
Tapi kenapa sempat terjadi maju mundur. "Namun, saya berharap, kegiatan tetap kondusif. Walaupun sempat terjadi hal yang tidak mengenakan," imbuhnya.
Tim Ru'yat-Aim tidak tinggal diam terus melakukan pemantauan mulai dari pencoblosan, hingga rapat pleno terakhir di KPU. Terpisah, Ketua Tim Pemenangan nomor urut 4, Dody Rosadi-Untung W Maryono, Heri Cahyono menambahkan, seharusnya KPU tidak menunda proses penghitungan karena itu hanya akan membuat lama. Justru seharusnya KPU bisa membuat akselerasi sehingga masyarakat bisa mengetahui secepatnya hasil pilwakot.
"Saya sangat tidak setuju dan sangat menentang hal itu. Jangan sampai demokrasi yang sudah berjalan ternodai. Kita semua sudah pintar," tegasnya.
Ketua Tim Pemenangan pasangan no urut 5, Pandu Wardhana memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, masyarakat tak perlu berpikir negatif. Lagi pula, sambungnya, semua KPPS sudah melakukan tugasnya dengan baik.
"Saya percaya dan sangat apresiasi hasil kerja mereka. Jikapun ada masalah pasti bisa diselesaikan. Yang terpenting Kota Bogor sudah melaksanakan hajat demokrasinya dengan aman, lancar dan baik," cetusnya.
Pengamat politik Bogor, Bedi Irawan mengatakan, penundaan rapat pleno di tingkat kelurahan menimbulkan kekosongan agenda pasca pemungutan suara. Kekosongan inilah, kata dia yang berpotensi dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk menaikkan jumlah suara atau menurunkan suara pasangan calon tertentu. Terlebih, ada dua pasangan kandidat yang berdasarkan hasil hitung cepat suaranya selisih tipis.
“Banyak tangan kotor yang memiliki kuasa bisa bermain. Me-mark up atau mark down suara. Tujuannya demi kemenangan calon yang mereka dukung," imbuhnya. Lembaga Kajian Masyarakat (Lekat) pun berpendapat sama. Penundaan ini berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja KPUD Kota Bogor.
BOGOR-Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menunda rapat pleno rekapitulasi suara di sejumlah kelurahan, menuai kecaman dari tim sukses
- Heboh Insiden Carok Pendukung Cabup, Brimob Hingga Marinir Dikerahkan ke Sampang
- Tim Pemenangan RIDO Temukan Politik Uang & Pembagian Sembako Jelang Pencoblosan
- Survei Trust Indonesia: Bassam-Helmi Jadi Pemenang Pilbup Halmahera Selatan
- Gelar Doa Bersama, Timses RIDO: Isi Masa Tenang dengan Hal Positif
- Pemuda Kristen Jakarta Kecam Pernyataan Bermotif SARA Menteri Maruarar Sirait
- 3 Pejabat Pemkab Banggai jadi Tersangka Tindak Pidana Pemilu 2024