KPU Pasang Syarat Ketat Akreditasi Lembaga Pemantau Pilkada

jpnn.com - JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya akan mengeluarkan akreditasi bagi lembaga pemantau pelaksanaan pilkada yang imparsial atau independen. Karena jika tidak, dikhawatirkan malah akan mengganggu jalannya proses pilkada yang diharapkan menghasilkan pemimpin yang baik untuk menjalankan roda pemerintahan di daerah, lima tahun ke depan.
"Jadi syaratnya harus imparsial atau independen. Selain itu harus benar-benar melakukan pemantauan dan harus jelas area pemantauannya. Ini menjadi persyaratan pokok," ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Minggu (7/11).
Syarat lain, struktur kepengurusan lembaga pemantau tersebut kata Ferry, juga harus jelas. Karena tidak mungkin tugas pemantauan hanya dilakukan beberapa orang, mengingat area pelaksanaan pilkada di suatu daerah sangat luas.
"Struktur pemantau harus jelas juga. Bagaimana struktur, siapa relawan (by name) Kemudian sumber dana harus jelas, tidak boleh ada dari KPU, APBD maupun APBN. Jadi yang nanti diakreditasi KPU itu, benar-benar lembaga yang kompatibel melakukan pemantauan, bukan yang abal-abal," ujar Ferry.
Mantan Komisioner KPU Jawa Barat ini juga mengatakan, setiap aktivitas pemantauan nantinya juga harus dilaporkan ke KPU. Karena itu tidak tertutup kemungkinan lembaga pemantau yang telah diakreditasi, dapat dicabut akteditasinya oleh KPUD setempat jika memang melakukan pelanggaran.
"Saya kira KPU harus selektif ya, dan betul-betul memverifikasi sebelum mengakreditasi. Jangan sampai hanya menerima saja pemantauan tanpa mengecek lebih lanjut pemantau itu sendiri," ujar Ferry. (gir/jpnn)
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya akan mengeluarkan akreditasi bagi lembaga pemantau pelaksanaan pilkada yang imparsial atau independen.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bawaslu Banggai Dalami Dugaan Pelanggaran Pemilu di Lokasi PSU
- Mendagri Tito Ungkap Total Anggaran PSU Pilkada 2024 Rp 719 Miliar
- Konflik Tuntas, Gubernur Meki Nawipa Bakal Temui Masyarakat Puncak Jaya
- PSI Perorangan Kendaraan Politik Anyar Jokowi? Pakar Bilang Begini
- Abraham Sridjaja Pastikan Perluasan Peran TNI di Jabatan Sipil Tidak Sembarangan
- Budi Sulistyono Pertanyakan Efektivitas Investasi Danareksa di Garuda Indonesia