KPU Tak Perlu Ubah PKPU Demi Calon Kada Tersangka
jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta menilai usulan perubahan Peraturan KPU Nomor 3/2017 tentang Pencalonan Kepala Daerah dalam Pilkada serentak 2018, tidak tepat.
Apalagi usulan perubahan hanya untuk mengakomodir kepentingan partai politik, agar dapat mengganti calon kepala daerah berstatus tersangka.
Menurut Kaka, PKPU Nomor 3/2017 sudah sangat baik. Calon kada baru dapat diganti apabila meninggal dunia atau berhalangan tetap.
“Calon kada berstatus tersangka harus diperlakukan sama dengan tersangka lain sampai putusan berkekuatan hukum tetap, sebagai dasar pertimbangan posisinya dalam pencalonan di pilkada," ujar Kaka di Jakarta, Senin (2/4).
Kaka menilai, terjadinya perubahan konstelasi politik akibat calon kada berstatus tersangka merupakan dinamika dalam demokrasi dan pemberantasan korupsi di daerah.
Karena itu tidak bisa menjadi alasan mengubah aturan main di saat pilkada telah digelar.
"Selama ini juga proses hukum dan proses politik dalam pilkada tetap bisa berjalan dan tidak terjadi kebuntuan hukum akibat adanya calon kada ditetapkan sebagai tersangka," ucapnya.
Kaka menyarankan KPU tetap berkonsentrasi pada tugas dan kewenangan sesuai peraturan perundang-undangan yang ada. Tidak perlu larut dengan berbagai usulan yang dikhawatirkan dapat mengganggu jalannya pilkada serentak yang digelar di 171 daerah.(gir/jpnn)
KPU diminta tetap berkonsentrasi pada tugas dan kewenangan sesuai peraturan perundang-undangan yang ada. Tidak perlu larut dengan berbagai usulan yang ada.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Dosni Roha Tak Penuhi Kewajiban, Kreditur Tempuh Jalur PKPU
- KPU Sukabumi Ungkap Penyebab Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024
- Selama 2024, DKPP Pecat 66 Penyelenggara Pemilu
- KPU Audit Dana Kampanye 2 Paslon Kada Pilgub Kepulauan Riau
- KPU Tetapkan Pram-Rano Menang di Pilgub Jakarta, Petinggi Gerindra Bereaksi Begini
- Pilkada Kota Solok, Pasangan Ramadhani-Suryadi Raih Suara Terbanyak