KPU Tersandera Uang Saweran, Pemilu di Bogor Bisa Berantakan

KPU Tersandera Uang Saweran, Pemilu di Bogor Bisa Berantakan
KPU Tersandera Uang Saweran, Pemilu di Bogor Bisa Berantakan
“Kalau memang melanggar, saya akan mengundurkan diri dalam waktu dekat ini. Jujur, PPK di 40 kecamatan sudah banyak yang hampir mengundurkan diri karena ini. Dari pada pemilu berantakan, lebih baik saya yang mengundurkan diri,” ujar Haryanto saat diinterogasi Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di kantornya, Sabtu (29/3).

    

Dalam kesempatan tersebut, Haryanto mengaku sempat merasa salah menerima kadeudeuh dari bupati. Namun Rachmat Yasin kembali menegaskan bahwa apa yang dia berikan tidak lebih dari kadeudeuh seorang bupati ke warganya.

    

Dari situ Haryanto akhirnya mau menerima uang yang akhirnya dibagi-bagikan untuk pengganti ongkos kehadiran para anggota PPKdan Pantia Pengawas Kecamatan (Panwascam). Haryanto menegaskan bahwa jika memang pemberian uang itu bermasalah, KPU dan PPK siap mengembalikan uang tersebut.    

    

Sabtu lalu tim investigasi Bawaslu mulai menyelidiki kasus saweran bupati. Tim yang saat itu dibawah komando Anggota Bawaslu Nasrullah mendatangi Kantor KPU dan Panwaslu. Dari hasil penyelidikan sementara, jumlah anggota PPK yang disawer RY mencapai 200 orang. Sedangkan anggota panwascam 120 orang. Uang dibagi menjadi dua, untuk PPK Rp100 juta, sementara panwascam Rp60 juta. Jadi total saweran RY di acara konsolidasi itu Rp160 juta. (azi/c)

BOGOR - Pemilu di Kabupaten Bogor, Jawa Barat terancam berantakan. Sebagian besar anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) kini tengah bersiap mengundurkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News