KPUD Dituding Terseret Politik
Pencoretan Rudolf Pardede sebagai Balon Wako Medan
Selasa, 16 Maret 2010 – 16:18 WIB
JAKARTA -- Tahapan pilkada Medan harus jalan terus. Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jerry Sumampouw mengatakan, tahapan pilkada tidak bisa dihentikan hanya lantaran menunggu adanya gugatan-gugatan, seperti rencana gugatan pasangan Rudolf Pardede-Afifuddin Lubis yang dicoret KPUD Medan. "Terlepas apa pun mengenai surat keterangan pengganti ijazah itu, saya melihat KPUD tidak konsisten. KPUD terlalu berpihak kepada kepentingan politik tertentu," ujar Jerry. Dia mengatakan, biasanya dalam hal pencalonan, yang digunakan adalah ijazah pendidikan terakhir.
"Pilkada tak bisa berhenti tahapannya hanya untuk menunggu kasus-kasus begini (rencana gugatan Rudolf-Afif, red). Bagaimana pun, pilkada memerlukan kepastian waktu," ujar Jerry Sumampouw kepada koran ini di Jakarta, Selasa (16/3). Pernyataan Jerry menanggapi sikap Rudolf yang meminta agar KPU Medan membatalkan hasil pencabutan nomor yang dilakukan pada Sabtu (13/3) lalu dan mendesak pilkada ditunda.
Baca Juga:
Mengenai pencoretan pasangan Rudolf-Afif, Jerry menilai hal ini merupakan dampak dari sikap KPUD Medan yang tidak netral dan terseret permainan politik. KPUD Medan dan KPUD Provinsi yang mendukung pencoretan nama Rudolf, dinilainya tidak konsisten. Saat Rudolf maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), toh KPUD tidak mempersoalkan surat keterangan pengganti ijazah Rudolf.
Baca Juga:
JAKARTA -- Tahapan pilkada Medan harus jalan terus. Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jerry Sumampouw mengatakan, tahapan pilkada tidak
BERITA TERKAIT
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Percaya Diri Didukung Jokowi, Ridwan Kamil Yakin Bakal Menang
- Mak-Mak Majelis Taklim Dukung Rena Da Frina Pimpin Kota Bogor
- Asosiasi Lembaga Survei Presisi Sambut Poltracking Indonesia jadi Anggota Baru
- Ketua DPP NasDem Ajak Warga Teluk Merempan Dukung Afni Zulkifli-Syamsulrizal
- Kembali ke Solo, Kaesang Perkenalkan Respati-Astrid kepada Warga Pucang Sawit