Kreatif Banget, Ada Radio Bambu Made In Bali
Untuk bahan baku bambu, De Awa mencarinya di wilayah Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Kebetulan Desa Belega merupakan sentra kerajinan bambu.
Bedanya, bambu di Belega dibuat kursi, lemari dan benda rumah tangga yang sudah umum. Sedangkan bambu yang dibuat bodi radio adalah jenis tali dan petung.
“Dua jenis bambu ini yang biasa digunakan. Karena bambu tidak terlalu tebal dan kadar airnya tidak banyak jadi mudah dirangkai,” ujarnya.
Mengenai harga bambu tali Rp 20.000 per batang dengan diameter 6 sentimeter. Sedangkan untuk bambu petung Rp 40.000 per batang.
De Awa mengaku memasarkan karyanya melalui pameran dan memajangnya di Facebook. Sejauh ini produknya sudah dipasarkan di seluruh Bali.
Bahkan, sebelumnya radio buatan De Awa juga dikirim ke luar negeri. Namun, kini permintaan dari luar negeri ataupun dalam negeri sedang turun.
“Kurang tahu juga kenapa pesanan menurun. Apa karena daya beli masyarakat rendah, atau apa, saya juga kurang tahu,” ujarnya.
Lantaran modal membuat radio termasuk komponen radio cukup mahal, dia tidak berani membuat stok. Sebab, dia tak mau menanggung ririkonya jika stok tak laku.
Made Putra Wisatawan atau yang akrab disapa De Awa (46) membetot perhatian masyarakat. Pasalnya, perajin bambu itu mampu berinovasi membuat karya
- Ngeeng, Scoopy Terbaru Meluncur ke Bali, Motor Honda Paling Dicari di Pulau Dewata
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- GB Sanitaryware dan Christian Sugiono Garap Project Rahasia di Bali
- Bali Jadi Destinasi Utama Wisata Medis Estetika di Asia Tenggara
- Ketua KPI Ajak Seluruh Pihak Berkolaborasi Jaga Eksistensi Televisi & Radio
- Kronologi Anak Drummer Matta Band Meninggal Dunia di Bali