Kredibiltas Instan dan Tren Mewah Virtual Sneaker
Monsieur Banana adalah salah satu dari orang-orang tersebut.
"Pada tahun 2015, saya benar-benar niat membeli sepatu Yeezy 350 [keluaran Adidas] … Saya pergi ke toko peralatan berkemah, beli kursi berkemah, dan mengantre di depan toko sepatu semalaman," katanya.
"Ketika tren Yeezy mencapai puncaknya, ada orang yang rela mengantri dua sampai tiga hari.
"Benar-benar gila pokoknya."
Tapi yang diceritakan Monsieur Banana hanyalah sebuah puncak dari gunung es.
Ketika anak-anak muda di dunia kepingin sekali beli sneaker, bahkan ada yang sampai mencuri atau meminjam uang, sejumlah perusahaan dan selebriti malah mengambil keuntungan dengan menaikkan harga sepatu bisa sampai 10.000 kali lipat dari biaya produksinya. Makanya enggak heran kalau industri sneaker bernilai puluhan miliar dolar.
"Saya tidak tahu bagaimana anak-anak ini mampu membeli sepatu," kata Jayden Traynor, manajer toko sepatu di Melbourne.
"Sepertinya anak-anak sekarang mulai kerja lebih muda, atau orang tua mereka yang membelikannya".
Punya uang atau enggak, para sneakerhead melakukan apa pun untuk mendapatkan sepasang sneaker baru, yang harganya bisa mencapai puluhan ribu dolar atau ratusan juta rupiah
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia