Kredibiltas Instan dan Tren Mewah Virtual Sneaker

Kredibiltas Instan dan Tren Mewah Virtual Sneaker
Mengapa anak-anak muda bakalan menghabiskan ribuan dolar atau puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk membeli virtual sneaker yang enggak akan bisa dipakai? Foto ilustrasi: ABC Indonesia

"Mereka ingin mendapat pengakuan di sekolah. Mereka ingin memiliki hal-hal yang dipunyai orang lain. Dan orang tua enggak ingin anak mereka ketinggalan."

Sekarang, di tahun 2023, sneaker udah beralih ke dalam bentuk NFT. Nike, Adidas, dan merek-merek sepatu lainnya membuat sepatu versi "virtual" yang sangat mahal, bahkan tidak akan pernah bisa dipakai, karena hanya ada di dunia maya.

Bagaimana ini bisa terjadi? Dari sepatu yang biasanya dibuang begitu saja sampai anak-anak jaman sekarang malah menabung untuk bisa membelinya dalam bentuk virtual.

Untuk tahu jawabannya, Pertama, penting untuk memahami bagaimana harga sepasang sepatu fisik bisa begitu mahal.

Berubah jadi bentuk ekspresi

Popularitas sneaker dimulai pada abad ke-19 ketika beberapa perusahaan mulai membuat sepatu dengan sol karet untuk para atlet di Eropa.

"Jika masih ingat, sepatu kets pada dasarnya adalah perlengkapan olahraga,” kata Jeff Staple, desainer sneaker dan streetwear.

"Kita membeli sneaker di toko yang sama untuk membeli tongkat baseball, raket tenis, dan sepatu seluncur es, Kita beli sneaker untuk berolahraga."

"Lalu ketika sneaker itu rusak karena terlalu sering dipakai berolahraga, kita membuangnya dan beli lagi yang baru." 

Punya uang atau enggak, para sneakerhead melakukan apa pun untuk mendapatkan sepasang sneaker baru, yang harganya bisa mencapai puluhan ribu dolar atau ratusan juta rupiah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News