Kredit Impor Melambat 4,3 Persen
Kamis, 15 November 2012 – 13:01 WIB
JAKARTA - Upaya menekan pengucuran kredit yang terlampau agresif oleh Bank Indonesia (BI) terus berjalan. Hingga akhir kuartal III 2012, kredit perbankan umum secara keseluruhan tumbuh 22,9 persen (year on year/yoy). Capaian tersebut cukup menunjukkan adanya tekanan dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 24,45 persen yoy. Sehingga, lanjut Difi, total kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga bukan bank sebesar Rp 2.555,8 triliun. Nilai kredit macet atau non performing loan (NPL) bank umum mencapai Rp 52,9 triliun, atau sebesar 2,07 persen dari total kredit yang tersalurkan.
BI mencatat kegiatan financing oleh perbankan umum hingga september 2012 mencapai Rp 2.573,0 triliun. Angka tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2.091,9 triliun. Perlambatan penyaluran kredit mulai terasa pada akhir kuartal III, jika dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus yoy yang naik mencapai 23,66 persen.
Baca Juga:
Kepala Humas BI Difi A Johansyah menyebutkan kredit perbankan umum untuk pihak ketiga bukan bank lebih besar digunakan untuk kredit modal kerja, sebsar Rp 1.236,4 triliun, atau meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya tersalurkan sebesar Rp 1.014,7 triliun. Kontribusi kredit terbesar kedua adalah kredit konsumsi sebesar Rp 759,6 triliun, atau naik dari Rp 635,1 triliun yoy. "Yang paling kecil adalah kredit untuk investasi sebesar Rp 559,7 triliun. Realisasi tersebut naik dibandingkan september tahun lalu yang mencapai Rp 429,4 triliun," jelasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Upaya menekan pengucuran kredit yang terlampau agresif oleh Bank Indonesia (BI) terus berjalan. Hingga akhir kuartal III 2012, kredit perbankan
BERITA TERKAIT
- Menkes Sebut Bakal Kaji Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek
- Kinerja Makin Moncer, ASABRI Torehkan Peningkatan Aset
- Tolak Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek, Buruh Bakal Turun ke Jalan
- Hunian dengan Daya Listrik 900 VA Bisa Pasang AC tanpa Khawatir, Perhatikan Hal Ini
- Aset TASPEN Capai Rp376,9 Triliun
- Komisi VII DPR Mendukung Bahlil untuk Jadikan Indonesia Lokomotif Ekonomi ASEAN