Kredit Nganggur Capai Rp 860 T
Kamis, 20 Juni 2013 – 06:24 WIB
Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan, salah satu penyebab tingginya undisbursed loan adalah rendahnya daya serap dunia usaha. Karena itu, meski sudah mendapat persetujuan kredit perbankan, pelaku usaha tidak mencairkannya. "Faktornya bisa karena ada hambatan dalam operasional atau ekspansi," katanya.
Selain itu, pelaku usaha sektor konstruksi dan infrastruktur yang menjadi salah satu penyumbang terbesar undisbursed loan, seringkali menyatakan mereka belum mencairkan kredit karena masih terhambat masalah pembebasan lahan. "Jadi memang proyeknya belum bisa jalan," ucapnya.
Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ali mengatakan kebanyakan undisbursed loan berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur, sehingga pembebasan lahan menjadi kunci utama jalannya proyek. "Jika ekonomi membaik dan proyek infrastruktur lancar, undisbursed loan akan turun," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, selain permasalahan lahan, banyaknya kredit yang belum terserap oleh pengusaha disebabkan kondisi krisis ekonomi global yang belum membaik, sehingga beberapa pelaku usaha mengerem ekspansi, terutama yang berorientasi ekspor. "Sebagian memang wait and see," katanya. (owi/oki)
JAKARTA - Angka undisbursed loan atau kredit nganggur terus membumbung. Direktur Eksekutif Direktorat Komunikasi Bank Indonesia (BI) Difi Johansyah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Menko Airlangga Ungkap Upaya Pemerintah Jaga Ekonomi Nasional di Tengah Kondisi Global
- Rayakan 15 Tahun Perjalanan Penuh Inovasi, BUKA Umumkan Penajaman Fokus Bisnis
- Arsjad Rasjid tak Lagi Pimpin Kadin, Sikapnya Dipuji
- BPOM Dorong Industri Farmasi Produksi Obat Asli Indonesia
- Hadiri HUT ke-1 Parle Senayan, Bamsoet Bicara Potensi Industri Makanan dan Minuman
- Ada Desakan Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, Bey Machmudin Lapor ke Menhub