Kremlin Milik Putin Lagi
Raih 64 Persen Suara dalam Pilpres Rusia
Selasa, 06 Maret 2012 – 23:32 WIB
Kendati sukses menghimpun dukungan hingga di atas 50 persen, mentor Presiden Dmitry Medvedev tersebut gagal menang di ibu kota. Kemarin komite pemilu melaporkan bahwa perolehan suara Putin di Moskow tak sampai 50 persen. Dia hanya mendapat 47,22 persen. Sedangkan Prokhorov yang menempati urutan kedua perolehan suara di Moskow meraup sekitar 20,21 persen.
Baca Juga:
Di Chechnya, Putin justru menang dengan gemilang. Di wilayah Rusia yang paling sering terbelit konflik itu, suami Lyudmila Putina itu mendapat dukungan 99,73 persen. Yang lebih mengejutkan, kehadiran pemilih di Chechnya mendekati 100 persen ( 99,59 persen). Secara keseluruhan, tingkat partisipasi pemilih di Rusia mencapai 65,3 persen.
Lembaga pemantau pemilu OSCE menilai pilpres tidak berjalan secara fair. Menurut lembaga itu, Putin mendapat keuntungan dari media dibandingkan semua pesaingnya. Sumber daya milik negara, misalnya, sengaja dikerahkan untuk membantu Putin berkuasa lagi selama enam tahun ke depan. Meski begitu, OSCE menyebut tak ada pelanggaran yang sangat serius selama pilpres.
Tetapi, pengumuman kemenangan Putin memicu reaksi dari oposisi. Kendati tak banyak, kelompok anti-Putin yang sejak awal menentang keras kembalinya ketua Partai Rusia Bersatu itu ke Kremlin lagi-lagi turun ke jalan. Puluhan ribu anti-Putin memadati Lapangan Pushkin dan menggelar unjuk rasa bertajuk "Rusia tanpa Putin" kemarin.
MOSKOW - Ambisi Vladimir Putin untuk kembali menguasai Kremlin (pusat pemerintahan Rusia) tercapai. Kemarin (5/3) Komite Pemilu Pusat mengumumkan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer