KRI dr Soeharso, Rumah Sakit Terapung Satu-satunya di Asia Tenggara
Cepat Tangani Darurat, Dokter Tinggal Pindah Kamar
Jumat, 15 Mei 2009 – 06:43 WIB
Kru dokter juga pernah menyelamatkan seorang ibu di Bengkulu saat melahirkan bayi melalui operasi. Hal itu cukup berkesan karena wanita yang diselamatkan tim dokter tersebut hamil dan diketahui memiliki janin dalam posisi sungsang.
Rapat pun dilakukan dengan seksama dan diputuskan melakukan operasi on board. ''Waktu itu terjadi insiden bayi sungsang. Jadi, kami turun langsung dan bisa menangani secara cepat tanggap. Dia pun dirawat sampai sembuh,'' ungkap Yudho.
Kegiatan medis seperti itu sangat mungkin dilakukan dengan taktis di kapal tersebut. Sebab, kapal itu memiliki 75 awak buah kapal (ABK) dan 65 staf medis yang stand-by setiap saat. Karena semua tenaga medis berada di kapal, tingkat kesiagaan dalam penanganan medis bisa sangat leluasa dilakukan. Bahkan bisa lebih efektif daripada rumah sakit biasa. Sebab, dalam keadaan darurat, sang dokter hanya perlu berpindah dari kabin ke kamar perawatan pasien. ''Itu akan efektif di medan pertempuran,'' ujar Yudho.
Berdasar data yang terpampang di salah satu dinding kabin kapal, secara keseluruhan kapal tersebut mampu menampung 40-100 pasien rawat inap. Jika dalam keadaan darurat, KRI dr Soeharso juga mampu menampung 400 personel dan sekitar tiga ribu penumpang.
Di antara sejumlah aset Tentara Nasional Indonesia yang dianggap tidak memenuhi unsur kelayakan, masih ada segelintir ''harta'' yang bisa dibanggakan.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408