KRI Frans Kaisiepo, Kapal Perang Baru TNI-AL di Sabang
Yakin Bajak Laut di Perairan Aceh Akan Keder
Selasa, 19 Mei 2009 – 06:37 WIB
![KRI Frans Kaisiepo, Kapal Perang Baru TNI-AL di Sabang](https://cloud.jpnn.com/photo/uploads/berita/dir19052009/img19052009180131.jpg)
Foto: M Rizal/JPNN
Armada TNI Angkatan Laut mendapat tambahan kekuatan. KRI Frans Kaisiepo 368 yang dipesan dari Belanda kemarin merapat di Pelabuhan Lanal, Sabang. Itu merupakan kapal perang keempat yang tiba di Indonesia selama dua bulan terakhir.
-----------------------
M. Rizal, Sabang
-----------------------
SETELAH menempuh perjalanan selama 43 hari sejak pertengahan April 2009, kemarin KRI Frans Kaisiepo (FKO) 368 tiba di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam, pukul 09.30. Kedatangan kapal perang buatan Belanda tersebut disambut seluruh unsur Muspida Sabang dan ratusan warga.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Sabang Kolonel Laut (E) Januar Hanwiyono menyatakan, kapal jenis Korvet kelas Sigma tersebut dibeli dari negeri Belanda dan merupakan kapal terakhir yang tiba di Indonesia. "KRI Frans Kaisiepo ini merupakan kapal keempat dan yang terakhir setelah tiga unit kapal sejenis, yakni KRI Diponegoro 365, KRI Hasanuddin 366, dan KRI Sultan Iskandarmuda 367, yang dikukuhkan di Dermaga Malahayati, Sabang. Pembuatan tiga kapal itu lebih dulu selesai dan tiba di Indonesia awal Maret lalu," ungkapnya.
Armada TNI Angkatan Laut mendapat tambahan kekuatan. KRI Frans Kaisiepo 368 yang dipesan dari Belanda kemarin merapat di Pelabuhan Lanal, Sabang.
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah