Krim Khusus Vagina Pencegah HIV AIDS

Krim Khusus Vagina Pencegah HIV AIDS
Krim Khusus Vagina Pencegah HIV AIDS

jpnn.com - HIV dan AIDS memang belum ditemukan obatnya, walaupun berbagai riset telah dilakukan selama bertahun-tahun. Setidaknya baru-baru ini peneliti menciptakan sebuah krim yang khusus dioleskan di vagina untuk mencegah penyebaran penyakit mematikan tersebut.

Krim ini merupakan buatan tim peneliti yang dipimpin Humberto Lara Villegas dari University of Monterray, Meksiko dengan tim dari University of Texas AS.

Cikal bakal krim ini adalah temuan peneliti bahwa nanopartikel perak ternyata dapat menghentikan transmisi atau penyebaran human immunodeficiency virus (HIV). Dari sini mereka kemudian mengembangkan sebuah krim vagina yang dapat menghambat masuknya virus tersebut ke tubuh wanita dan mencegahnya menjadi infeksi.

Hal ini karena nanopartikel perak yang terkandung dalam krim vagina tadi dapat menempelkan dirinya pada protein tertentu yang disebut dengan GP120. Protein ini berfungsi memperlancar proses yang dilakoni HIV agar dapat menginfeksi sel-sel kekebalan manusia.

Jadi jika krim vaginanya dapat menghambat pergerakan protein GP120 tersebut maka sel-sel imun manusia terlindungi dari infeksi HIV.

"Normalnya, obat-obatan yang digunakan untuk melawan virus tersebut beraksi di dalam sel untuk mencegah terjadinya replikasi. Akan tetapi ini adalah kasus yang benar-benar berbeda, kami mencoba menghadapkan nanopartikel itu langsung kepada HIV sehingga virus ini tak lagi bisa masuk ke sel," kata peneliti Lara Villegas, seperti dilansir laman Science Daily, Selasa (18/3).

Walaupun begitu, peneliti mengakui bila krim ini masih berpeluang menyebabkan komplikasi atau menimbulkan efek samping, sehingga mereka bermaksud melanjutkan proses pengujian untuk memastikan agar krim ini aman ketika digunakan.

Namun, cara paling mudah untuk mencegah HIV adalah selalu menggunakan kondom ketika berhubungan intim atau kalau perlu puasa bercinta. Perlu diingat bahwa HIV dapat menyebar melalui cairan sperma, vagina, darah atau ASI dari orang yang terinfeksi, bisa melalui hubungan seks tanpa pengaman atau berbagi jarum.(fny/jpnn)


HIV dan AIDS memang belum ditemukan obatnya, walaupun berbagai riset telah dilakukan selama bertahun-tahun. Setidaknya baru-baru ini peneliti menciptakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News