Kripto
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Satu-satunya makhluk yang paling dekat dengan manusia adalah simpanse. Namun, mengapa manusia bisa menjadi penguasa tunggal dunia dan bukan simpanse?
Salah satunya adalah kemampuan manusia untuk berkumpul secara tertib di satu tempat dalam jumlah besar.
Puluhan ribu manusia bisa berkumpul dengan tertib di stadion untuk menonton pertandingan sepak bola, atau ribuan orang berkumpul di lapangan untuk menonton konser dangdut.
Bagaimana jadinya kalau peradaban dunia dikuasai oleh simpanse yang menonton pertandingan sepak bola atau melihat pertunjukan dangdut? Itu tidak akan terjadi karena simpanse tidak bisa mengorganisasikan diri dengan damai.
Manusia memang sering tawuran di stadion sepak bola, terutama kalau timnya kalah. Manusia juga tawuran kalau kakinya terinjak orang lain saat sama-sama joget.
Namun, manusia punya mekanisme untuk berdamai dan mengorganisasikan diri sendiri setelah konflik.
Apakah simpanse atau monyet percaya kepada Tuhan. Tidak. Kata Harari. Itulah yang membedakannya dengan manusia yang percaya kepada Tuhan, dan karena itu percaya dia akan dihidupkan lagi setelah mati. Karena itulah kemudian ada agama.
Ini adalah bagian dari struktur keyakinan bersama manusia yang memungkinkan untuk bekerja, hidup, dan bersatu dalam kelompok besar berisi ratusan dan ribuan orang.
Mata uang kripto sebagai alat investasi memiliki banyak kekurangan dari sisi syariat Islam.
- MUI Imbau Umat Islam Pilih Pemimpin yang Berintegritas, Tidak Terima Suap dan Politik Dinasti
- Bitget Capai Volume Perdagangan & Trader Aktif Harian Tertinggi di Tengah Kenaikan Pasar
- Pintu Pro Futures Hadirkan Perdagangan Derivatif Crypto
- Upbit Indonesia Dukung Generasi Muda di Bidang Olahraga Kancah Internasional
- Gerakan Boikot Jangan Dimanfaatkan untuk Persaingan Bisnis
- Harga Bitcoin Terus Melambung Kalahkan Perak