Krisis Bius
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Akan tetapi Pemkab Sikka tidak bisa memenuhi permintaan itu. Alasannya: tidak ada anggaran. Pemkab tidak punya cukup uang untuk itu. Sudah bertahun-tahun alasannya sama.
Bupati baru Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, kena getahnya. Begitu terpilih dia kalang kabut. Dia sudah langsung setuju penambahan ahli anestesi. Tidak bisa segera dapat.
RS Hillers adalah RS rujukan. Dokter di RS kabupaten lain bisa mengirim pasien ke Hillers. Misalkan jumlah yang harus dibius banyak. Kirim saja ke Hillers.
Dokter di Hillers tidak bisa mengurangi beban dengan cara merujuk pasien ke RS lain. RS rujukan di atas Hillers adalah Kupang, di pulau Timor. Tidak mungkin.
Berarti bupati Sikka memang berat. Dia harus menyadari RS Hillers lebih berat dari RS kabupaten lain.
Nama Hillers diambil dari nama dokter misionaris asal Suriname yang pernah mengabdi di Sikka.
Jelaslah bahwa jumlah dokter ahli kian kurang. Kian tahun kekurangan itu kian terasa –kalau tidak ada pemikiran baru di bidang pendidikan spesialis.
Belakangan ini dua nama dokter di Sikka itu jadi bulan-bulanan media. Ada yang menulis: dua dokter itu mogok akibat insentif yang kurang. Kesannya: melanggar sumpah dokter, padahal mereka memang sudah berhenti.