Krisis Chip
Sejak Biden menjadi presiden, 10 bulan lalu, sebenarnya mereka sudah dua kali saling menyapa. Lewat telepon, tetapi baru sekarang secara khusus ”tatap muka” –meski secara virtual.
Kedua presiden sudah sama-sama kenal secara baik. Secara pribadi. Yakni, sejak mereka masih sama-sama menjabat wakil presiden.
Mereka pernah pergi ke Tibet bersama –yang waktu itu masih sesensitif Xinjiang sekarang. Tibet, kala itu, juga punya problem separatis, masalah agama, dan perlakuan pada minoritas.
Dalam hal agama, di Tibet menyangkut Buddha, di Xinjiang Islam.
Mereka tidak hanya saling kenal. Xi Jinping menyebut Biden sebagai teman lama. Belum pernah terjadi: dua pemimpin dunia menggunakan waktu bersama lebih lama dari Jinping-Biden.
Di Tibet mereka pun makan malam bersama. Di ketinggian 6.000 meter. Dalam suasana yang lebih rileks.
Itu dulu. Ketika Tiongkok belum sekuat sekarang. Tiongkok masih di urutan ketiga ekonomi dunia –setelah Amerika dan Jepang. Ketika belum terjadi perang dagang.
Mereka pun sudah lama tidak lagi bertemu. Selama kepresidenan Barack Obama, hubungan kedua negara sudah agak renggang. Lalu, boleh dibilang hancur oleh kebijakan nasionalistis Presiden Donald Trump: perang dagang.