Krisis Ekonomi, Warga Israel Memilih Donasi Sperma untuk Bertahan Hidup
jpnn.com, TEL AVIV - Bank sperma swasta melaporkan terjadi peningkatan donasi 15-30 persen, sementara bank umum di rumah sakit mengalami peningkatan sumbangan antara 100-300 persen.
Peningkatan donasi sperma itu sejalan dengan tingginya angka pengangguran warga Israel akibat pandemi, sehingga mereka mencari cara untuk mendapatkan uang.
Mengutip The Jerusalem Post, di mana para pria Israel memilih menjual sperma mereka ke bank sperma, untuk mendapatkan uang.
Dari laporan media lokal, N21 bahwa kebanyakan donatur dari pelajar, sipil hingga eks tentara yang bekerja di berbagai sektor termasuk konstruksi, dan kemudian berhenti akibat pandemi.
Bank sperma di Israel menyatakan terjadi peningkatan sumbangan sperma, sebesar 300 persen saat krisis kesehatan dan ekonomi.
"Dari sudut pandang kami, ini adalah hal yang baik memungkinkan kami memberi pasien kami banyak pilihan donor, dan tidak kurang dari bank sperma di pusat medis swasta," kata Dr. Ofer Feinro, Manajer bank sperma rumah sakit.
Di bank sperma swasta, seorang donor dapat membuat hingga NIS 1.500 sampai NIS 4.000an (setara Rp 17 juta), tergantung pada kredensial donor, seperti tingkat pendidikan, latar belakang orang tua, dan pengalaman militer.
Di bank sperma publik, seorang donor menerima NIS 600, bebas pajak, per donasi.
Bank sperma swasta dan umum melaporkan terjadi peningkatan donasi hingga 300 persen, ada apa?
- Gandeng TDW Resources, Cariilmu Gelar Acara Survive And Winning In Crisis
- Soroti Krisis Ekonomi, Ketum HMS Center: Pemerintah Gemar Berutang
- Pertama di Australia, Bank Sperma dan Sel Telur Gratis untuk Publik Resmi Dibuka
- Dulunya Salah Satu Negara Terkaya di Dunia, Argentina Kini Mengalami Inflasi 100 Persen
- Krisis Perbankan Bikin Rakyat Amerika Marah kepada Biden
- Heboh Silicon Valley Bank Kolaps, Bos BRI Bilang Begini