Krisis Energi Karena Badai Sandy

Krisis Energi Karena Badai Sandy
Krisis Energi Karena Badai Sandy
Sebagai wilayah yang terkena dampak badai paling parah, jumlah SPBU yang beroperasi di New Jersey dan New York tidak sampai separo. Karena listrik masih padam, sebagian besar pemilik SPBU menutup depot mereka. Untuk memanfaatkan situasi, sejumlah pengelola SPBU sengaja menaikkan harga bahan bakar di depot mereka. Alasannya, persediaan bahan bakar menipis karena suplai belum normal.

 

Emosi warga juga meningkat karena distribusi bantuan lamban dan tidak merata. Bahkan, penduduk Borough Staten Island merasa terabaikan. Sampai hari kedua setelah badai tersebut meninggalkan Negeri Paman Sam, mereka mengaku belum mendapatkan bantuan apa pun. Baik bantuan makanan, air bersih, maupun obat-obatan.

 

Penduduk Staten Island terpaksa membersihkan sendiri tumpukan sampah karena banjir di wilayah mereka serta saling menolong dalam proses evakuasi. "Kami bahkan tidak bisa menemukan Palang Merah Amerika di sini," keluh James Molinaro, pejabat setempat. Warga terpaksa mendirikan tempat penampungan secara mandiri yang hanya bisa menampung ratusan orang.

 

"Jika malam tiba dan seluruh pintu di tempat penampungan kami tutup, ratusan orang terpaksa tak bisa masuk ke dalam. Padahal, rumah mereka hancur. Mereka pun menjadi gelandangan," tutur Molinaro. Kemarin James Oddo dari Dewan Kota New York memprotes Wali Kota Michael Bloomberg. Oddo menuding politikus 70 tahun itu hanya menyampaikan omong kosong saat berbicara soal kebersamaan.

 

ELMSFORD - Kerusakan infrastruktur karena Badai Sandy berdampak serius pada distribusi kebutuhan pokok masyarakat. Salah satunya, bahan bakar minyak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News