Krisis Evergrande Goyang Harga Bitcoin, Nyungsep, Jadi Sebegini
jpnn.com, JAKARTA - Kekhawatiran pasar pada efek China Evergrande Grup merembet ke mana-mana.
Harga Bitcoin pun merosot hingga 9,47 persen sepekan terakhir. Selain itu, fluktuasi harga juga diakibatkan fokus pasar ke arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).
CEO Indodax Oscar Darmawan menyebutkan penurunan harga Bitcoin tidak perlu terlalu dikhawatirkan, karena masih dalam batas wajar.
"Namun saya rasa penurunan ini masih dalam batas wajar mengingat Bitcoin masih berpotensi meningkat lagi," ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Kamis (23/9).
Pada dasarnya, kata Oscar, naik turunnya harga aset kripto didasari oleh hukum permintaan penawaran dan tren beritanya apakah lagi positif atau negatif.
Oscar mencontohkan beberapa bulan lalu harga Bitcoin sempat anjlok hingga menyentuh USD 30 ribu per koin.
Tetapi beberapa bulan kemudian bisa menyentuh angka USD 50 ribu per koin.
"Gak cuma Bitcoin sebenarnya, tapi aset kripto lain semacam Ethereum pun sama. Masih ada potensi bullish lagi," kata Oscar.
Kekhawatiran pasar pada efek China Evergrande Grup merembet ke mana mana, harga Bitcoin ikut goyang.
- 5 Strategi Bisnis BNI Menghadapi Tantangan Perekonomian 2025
- 4 Tahun, Pemerintahan Prabowo Targetkan Rp 13.032 Triliun Investasi
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Meraih Peluang Ekonomi di Tahun 2025
- F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024
- Catatan 2024: Angka Kejahatan di Riau Turun, Investasi Meningkat