Krisis Fukushima Setara Chernobyl
Rabu, 13 April 2011 – 07:00 WIB
Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano menyebutkan, perjuangan menghentikan krisis nuklir di Jepang akan berlangsung lama. "Ini tidak seperti yang diperkirakan orang. Kami sangat prihatin atas situasi di pembangkit listrik Fukushima Daiichi," katanya setelah mengikuti pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Nairobi, Kenya.
Di tempat terpisah, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan kemarin merespons keprihatinan Tiongkok dan Korea Selatan setelah dua negara itu menemukan pencemaran zat radioaktif di Samudera Pasifik. "Kami akan menjelaskan secara gamblang," tegas Naoto sebagaimana dilansir Reuters.
Dia berjanji segera menyetop upaya pemompaan air yang terpapar zat radioaktif ke laut. Hanya, selama sistem pendingin reaktor masih belum berfungsi normal, tampaknya, Jepang sulit menghentikan aliran air dari bak-bak penampung air pendingin reaktor itu.
Tokyo Electric Power Company (Tepco), operator PLTN Fukushima Daiichi, menegaskan bahwa mereka terus menyuntikkan nitrogen ke dalam reaktor guna mencegah ledakan hidrogen yang bisa menyemburkan material radioaktif dalam skala tinggi ke udara. "Dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya meminta maaf," ujar Wakil Presiden Tepco Sakae Muto.
TOKYO - Sinyal bakal terulangnya tragedi nuklir Chernobyl di Jepang semakin kuat. Indikasi itu terlihat dari meningkatnya radiasi di Fukushima dari
BERITA TERKAIT
- Japan Airlines Tunda 14 Penerbangan Akibat Serangan Siber
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel
- Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, 38 Orang Tewas
- Penyelidikan Soal Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan Dimulai
- Eddy Soeparno Bicara Peran Strategis Prabowo untuk Dunia Islam Saat Bertemu Sekjen OKI
- Tentara Israel Tempatkan Kotak Bahan Peledak di Dekat Rumah Sakit Gaza