Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (2)

Kacaukan Pasar dengan Jual Seperseratus Harga Pesaing

Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (2)
Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (2)
Primark bisa menjual baju dengan harga murah karena produknya dibuat di Tiongkok, India, atau Eropa Timur. Selain menekan biaya produksi, Primark mengambil margin keuntungan yang kecil untuk setiap produknya. Selain harga, Primark memastikan produknya mengikuti tren, ditampilkan dalam peragaan busana para desainer terkenal, atau dipakai para selebriti. Strategi kunci lainnya adalah kecepatan. Dari konsep hingga sampai di toko, Primark hanya perlu waktu maksimal enam minggu.

"Modelnya baru, warnanya bagus-bagus dan lucu-lucu. Model dan warna yang belum ada di Jakarta," kata Isnaeni Priyantini, wanita asal Bekasi, Jawa Barat, saat ditemui Jawa Pos di London. "Bahkan, dibanding di Jakarta, harganya masih jauh lebih murah," tambah ibu lima anak yang memborong tas dan sepatu Primark untuk oleh-oleh.

Isnaeni tidak sendiri. Kini, para turis mancanegara yang datang ke Inggris yang biasanya mengeluhkan mahalnya barang dan biaya hidup seperti menemukan oasis. Memang Harrods, pertokoan paling mewah di Inggris milik Mohamad Al Fayed, masih ramai. Namun, biasanya di sana mereka hanya cuci mata (window shopping) dan berfoto di monumen Puteri Diana-Dodi Al Fayed yang berada di lantai dasar. Tapi, giliran mau transaksi belanja, mereka berpindah tempat ke gerai Primark. (el)

Banyak brand terkenal yang selama ini mengambil margin keuntungan terlalu tinggi kelabakan setelah adanya krisis. Produk mereka disaingi pendatang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News