Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)
Pergi ke Turki, Pemimpin Oposisi Dianggap Bermewah-mewah
Sabtu, 03 Januari 2009 – 02:30 WIB
Tidak berhenti di Turki, David Cameron juga melanjutkan liburannya ke Georgia dengan menyewa jet pribadi. Meski pakai uang pribadi, politikus dari keluarga kaya itu dianggap hanya berpura-pura menampakkan kesederhanaan dalam liburan sebelumnya di Cornwall.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Denis MacShane, menganggap tindakan Cameron sebagai tidak pantas. “Ketika sebagian besar warga Inggris melakukan penghematan besar-besaran, dia malah dua kali berlibur,” katanya kepada Daily Mirror.
Dampak begitu ketatnya warga Inggris menyimpan dompet itu membuat banyak industri terpukul. Gaya hidup baru yang menyebut staying in is new going out (tinggal di rumah adalah pilihan baru pergi ke luar) membuat para pengusaha restoran ketir-ketir. Sebab, kelangsungan industri restoran atau hospitality industry itu sangat penting bagi ekonomi Inggris. Sebab, industri jasa bernilai 75 miliar poundsterling dan mampu menyerap hampir 2 juta tenaga kerja.
Berbagai kiat dilakukan. Misalnya, pemilik restoran meminta para juru masak melakukan “menu-engineering” alias mengakali menu agar bisa menekan pengeluaran sehingga harga jual bisa turun atau setidaknya tetap.
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara