Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)
Pergi ke Turki, Pemimpin Oposisi Dianggap Bermewah-mewah
Sabtu, 03 Januari 2009 – 02:30 WIB
Pekerjaan rekayasa menu di restoran itu tidak gampang. Sebab, salah satu dampak krisis ekonomi tersebut adalah naiknya bahan-bahan makanan yang cukup signifikan. “Harga ikan naik 35 persen per kilogram. Demikian pula daging. Harga 1 kilogram beras sudah 5,5 pound, bahkan bawang merah naik 400 persen,’’ kata Duncan Ackery, direktur utama Searcy, jaringan restoran yang besar di London. Restoran ini memiliki cabang di Galeri Tate, Barbican, Royal Opera House, Bath Pump Rooms, dan Gherkin.
Sadar atau tidak, kini pelanggan Searcy yang pesan steak, misalnya, dapat potongan yang lebih kecil daripada sebelum krisis. Seperti yang diakui Dunkan Ackery, juru masak mengurangi porsi makanan di restorannya untuk menekan harga. Selain itu, juga mengganti menu dengan bahan-bahan alternatif yang lebih murah untuk tetap bisa bertahan. (el)
Krisis bukan hanya memukul industri retail, tapi juga bisnis wisata dan hospitality seperti restoran. Mereka tertantang untuk menemukan kiat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara