Krisis Global Picu Proteksionisme

Krisis Global Picu Proteksionisme
Krisis Global Picu Proteksionisme

JAKARTA - Krisis finansial global tidak selalu merugikan negara berkembang. Akibat merebaknya isu pengalihan ekspor dari pasar AS, banyak negara justru memproteksi produk di dalam negerinya.

''Tren (proteksionisme) ini mulai menguat dalam perdagangan antarnegara sebagai imbas krisis AS,'' ujar Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Depdag Gusmardi Bustami di gedung Depdag, Jumat (17/10).

Menurut dia, wajar jika banyak negara melindungi produk dalam negerinya. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, juga punya alasan memproteksi beberapa produk dalam negerinya dari perdagangan bebas.

Dia menyebut, proteksionisme dapat dilakukan banyak negara. Termasuk, dengan menaikkan tarif tinggi, seperti bea masuk dan safeguad. Bahkan, dengan cara nontarif, seperti standardisasi mutu dan aspek lingkungan. ''Proteksionisme tidak melanggar aturan asal batasnya masih sesuai dengan ketentuan WTO (World Trade Organization),'' ungkapnya.

JAKARTA - Krisis finansial global tidak selalu merugikan negara berkembang. Akibat merebaknya isu pengalihan ekspor dari pasar AS, banyak negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News