Krisis Guru PNS di Depan Mata, Begini Solusinya
Guru besar pendidikan dan mantan rektor UNY Rochmat Wahab menuturkan tidak jadi persoalan sistem kuliah jurusan mayor dan minor mahasiswa keguruan dihidupkan lagi.
Asalkan tidak diterapkan di tengah jalan. Idealnya ketika awal masuk, calon mahsiswa sudah menentukan jurusan mayor dan minor apa yang dia pilih.
Selain itu Rochmat berharap dobel pilihan jurusan itu tidak menyimpang jauh. Misalnya mahasiswa keguruan bahasa Inggris memilih jurusan minor bahasa Perancis.
Atau mahasiswa jurusan PPKn memilih jurusan minor sosiologi. ’’Jangan misalnya jurusan mayornya bahasa Indonesia, kemudian minornya matematika. Menyimpang jauh,’’ katanya.
Rochmat berharap pemerintah melakukan kajian dan pemetaan dahulu guru di mata pelajaran apa yang kurang.
Sehingga penerapan kebijakan kuliah jurusan mayor dan minor tidak percuma. Jangan sampai mata pelajaran yang populasi gurunya banyak, justru dibuka program mayor dan minor.
Menurut dia guru produktif di SMK saat ini yang jelas masih kurang. Sehingga untuk awalan, kuliah jurusan mayor dan minor bisa diterapkan untuk bidang-bidang teknik. Sedangkan untuk bidang sosial, harus dikaji lebih dalam apakah jumlahnya berkurang.
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim menuturkan pemetaan kebutuhan guru saat ini sangat dibutuhkan.
Dalam kurun lima tahun mendatang, guru PNS yang pensiun mencapai 295 ribu orang lebih. Dengan kondisi ini, krisis jumlah guru PNS sudah di depan mata.
- Ratusan ASN Pensiun Tahun Depan, Pemkab Minta Tambahan Pegawai Baru
- 5 Berita Terpopuler: PNS Pensiun jadi Ancaman, MUI Desak Jokowi
- Gelombang Guru PNS Pensiun Bakal jadi Ancaman Serius, Jangan Anggap Sepele
- 400 PNS Bakal Pensiun Tahun Ini, Tetapi Belum Ada Calon Pengganti Baru
- Pendidikan Lumpuh Total jika Guru Honorer Mogok Massal
- Nasib PPPK Hasil Seleksi Tahap I Belum Jelas, Muncul Wacana Baru Lagi