Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia
jpnn.com, JAKARTA - Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca mengungkapkan keprihatinan serius terhadap kejahatan Rusia terhadap penduduk sipil dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 11 April lalu.
Miroslav mengatakan krisis kemanusiaan ini tak kunjung selesai karena Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB dan hukum internasional.
Selain itu, invasi ini berakibat pada kerugian besar bagi rakyat Ukraina.
Sejak Februari 2022, Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mencatat angka yang mencengangkan 10.810 warga sipil tewas, termasuk 600 anak-anak, dan 20.556 warga sipil terluka, termasuk 1.357 anak-anak.
Namun, ini hanya kasus yang tercatat, karena data lengkap sulit diperoleh akibat kurangnya akses ke wilayah yang diduduki sementara.
"Dampaknya terasa luas di Ukraina, terutama dalam sektor pendidikan," ungkap Miroslav dikutip, Selasa (23/4).
Miroslav menjelaskan setiap sekolah rusak dan hancur, dengan lebih dari 3.500 institusi pendidikan terkena dampaknya. Hampir 400 sekolah bahkan hancur total.
Bank Dunia mencatat dibutuhkan sekitar USD 14 miliar untuk memulihkan infrastruktur pendidikan yang terpuruk akibat konflik.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca mengungkapkan keprihatinan serius terhadap kejahatan Rusia terhadap penduduk sipil dalam pertemuan DP PBB
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Jazuli Juwaini Mendukung Penuh Gerakan Global Mengeluarkan Israel dari Keanggotaan PBB
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS