Krisis Listrik, 26 Warga Jepang Tewas

13 Ribu Warga Kepanasan

Krisis Listrik, 26 Warga Jepang Tewas
Krisis Listrik, 26 Warga Jepang Tewas
TOKYO - Krisis listrik pascagempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir sejak Maret lalu justru memicu masalah baru di Jepang. Sejak Juni lalu, semakin banyak warga Jepang yang kepanasan akibat tak beroperasinya penyejuk ruangan di rumah mereka. Dalam sebulan terakhir, jumlah warga yang kepanasan mencapai lebih dari 13.000 orang.

 

"Dari 13.000 ribu orang yang dilarikan ke rumah sakit karena kepanasan, 26 di antaranya meninggal dunia," ujar jubir Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang kemarin (14/7). Jumlah tersebut, tutur dia, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan korban pada tahun lalu. Baik korban yang hanya kepanasan maupun meninggal.

 

Setiap tahun selalu ada warga Jepang yang masuk rumah sakit karena kepanasan selama periode Juni-Juli. Maklum, pada pertengahan tahun, suhu udara di Jepang mencapai puncaknya.

 

Krisis nuklir pada PLTN Fukushima Daiichi, sekitar 250 km timur laut Tokyo, memaksa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan memberlakukan penghematan listrik nasional. Banyak rumah tak dapat mengoperasikan penyejuk udara untuk melawan suhu panas.

 

TOKYO - Krisis listrik pascagempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir sejak Maret lalu justru memicu masalah baru di Jepang. Sejak Juni lalu, semakin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News