Krisis Listrik, 26 Warga Jepang Tewas
13 Ribu Warga Kepanasan
Jumat, 15 Juli 2011 – 04:49 WIB
TOKYO - Krisis listrik pascagempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir sejak Maret lalu justru memicu masalah baru di Jepang. Sejak Juni lalu, semakin banyak warga Jepang yang kepanasan akibat tak beroperasinya penyejuk ruangan di rumah mereka. Dalam sebulan terakhir, jumlah warga yang kepanasan mencapai lebih dari 13.000 orang. Krisis nuklir pada PLTN Fukushima Daiichi, sekitar 250 km timur laut Tokyo, memaksa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Naoto Kan memberlakukan penghematan listrik nasional. Banyak rumah tak dapat mengoperasikan penyejuk udara untuk melawan suhu panas.
"Dari 13.000 ribu orang yang dilarikan ke rumah sakit karena kepanasan, 26 di antaranya meninggal dunia," ujar jubir Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang kemarin (14/7). Jumlah tersebut, tutur dia, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan korban pada tahun lalu. Baik korban yang hanya kepanasan maupun meninggal.
Baca Juga:
Setiap tahun selalu ada warga Jepang yang masuk rumah sakit karena kepanasan selama periode Juni-Juli. Maklum, pada pertengahan tahun, suhu udara di Jepang mencapai puncaknya.
Baca Juga:
TOKYO - Krisis listrik pascagempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir sejak Maret lalu justru memicu masalah baru di Jepang. Sejak Juni lalu, semakin
BERITA TERKAIT
- Xi Jinping & Trump Ingin Mereset Hubungan Amerika-China
- Lanjutkan Mandat PBB, KRI SIM-367 Resmi Menerima Bendera UN dari KRI DPN-365
- Indonesia dan Malaysia Kompak Jaga Kedaulatan di Tengah Tekanan China
- Ahli UFO Berteori soal Manusia Keturunan Alien dan Tuhan Makhluk ET
- Hubungan Terlarang Bu Guru dengan Muridnya, Punya Anak, Terungkap karena Wajah Mirip
- Komentari Kesepakatan Hamas-Israel, Imam Khameini Puji Keteguhan Palestina Melawan Zionis