Krisis Listrik, 26 Warga Jepang Tewas
13 Ribu Warga Kepanasan
Jumat, 15 Juli 2011 – 04:49 WIB

Krisis Listrik, 26 Warga Jepang Tewas
Rumah tangga yang bisa menyalakan penyejuk udara pun diimbau untuk menyetel temperaturnya tak kurang dari 28 derajat Celcius. Untuk mencegah dehidrasi, setiap warga diimbau banyak minum air putih. Namun, banyak warga lanjut usia tidak bisa menoleransi suhu yang terlalu panas. Akibatnya, mereka yang berusia di atas 65 tahun terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
"Tahun ini, temperatur udara di kawasan timur dan barat Jepang berada pada rekor tertinggi. Berdasar catatan kami, ini merupakan temperatur tertinggi sejak 1961," ujar jubir yang tidak disebutkan namanya tersebut. Karena itulah, pemerintah Jepang pun mengimbau warga, khususnya yang berusia lanjut, agar tidak terlalu banyak beraktivitas di luar.
Saat ini, hanya 19 dari 54 reaktor nuklir Jepang yang masih berfungsi secara normal. Sebagian besar di antaranya terpaksa ditutup setelah PLTN Fukushima yang dikelola Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) rusak akibat tsunami. Selama ini kebutuhan listrik Jepang amat bergantung pada nuklir.
Tetapi, negara itu terpaksa melakukan penghematan. Imbauan hemat listrik tidak hanya berlaku untuk rumah tangga, tapi juga perkantoran dan pertokoan. (AFP/hep/dwi)
TOKYO - Krisis listrik pascagempa bumi dan tsunami serta krisis nuklir sejak Maret lalu justru memicu masalah baru di Jepang. Sejak Juni lalu, semakin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Siapa Pemegang Kendali Vatikan Sepeninggal Paus dan Bagaimana Memilih Penggantinya?
- Sede Vacante, Masa ‘Kursi Kosong’ setelah Paus Vatikan Wafat
- Setahun Sebelum Meninggal, Paus Fransiskus Sederhanakan Liturgi Pemakaman Kepausan
- Kabar Duka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global