Krisis Listrik Makin Panjaaaaanggg
“Berarti, kita krisis lebih jauh lagi. Dalam kondisi Idec keluar dari sistem hanya 18,8 megawatt. Berarti berkurang hampir 21 megawatt. Makanya di siang hari tetap terjadi pemadaman,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap mendesak PT PLN ULK Tarakan segera mengantisipasi persoalan agar tidak semakin meresahkan warga.
Menurut Adnan, PLN sebenarnya sudah punya solusi jangka pendek dengan memberdayakan mesin berbahan bakar solar kapasitas 18 megawatt.
Namun, yang menjadi persoalan butuh waktu cukup lama karena mesin-mesin tersebut sedang dalam proses didatangkan ke Tarakan.
Bahkan, dari keterangan manajemen PLN yang didengarnya, butuh waktu paling lambat empat bulan agar mesin-mesin tersebut beroperasi.
“Sepuluh megawatt itu didatangkan dari bantuan pusat. Menurut mereka mesin baru, delapan megawatt geseran dari Nunukan. Cuma waktu untuk mendatangkan mesin tersebut memakan waktu cukup lama, yakni dua, tiga atau empat bulan. Ini kan sesuatu yang cukup panjang,” ujarnya. (mrs/fen)
Krisis listrik akhirnya disikapi Komisi II DPRD Tarakan dengan meninjau kondisi pembangkit di PT PLN ULK Tarakan, Selasa (31/1).
Redaktur & Reporter : Ragil
- Dukung Transisi Energi Berkelanjutan, Pertamina Genjot Kapasitas Pembangkit Panas Bumi
- Penuhi Kebutuhan Pasokan Listrik, PLN Indonesia Power Lakukan Berbagai Transformasi
- Agustina Bicara Emisi Meningkat, Asap Hitam Trans Semarang & Tenaga Surya
- Bantuan Listrik Gratis Sasar 27.921 Rumah Tangga di Jawa Barat
- PLN UIP MPA Bangun 577 Tower Transmisi 150 kV, Tambah Pasokan Listrik di Halmahera
- Ditjen Gatrik Perkuat Sinergi Pengawasan Ketenagalistrikan Pusat dan Daerah