Krisis Menerpa, Masa Depan MotoGP Tampak Suram
Tidak Ada Kekompakan
Minggu, 11 Januari 2009 – 12:46 WIB
Bagaimana kedua seri itu menanggapi tamparan, inilah yang sangat berbeda. Kalau di F1, langsung ada pertemuan dan kesepakatan cepat untuk menyelamatkan masa depan. Pihak regulator (FIA) dan asosiasi konstruktor (FOTA) langsung kompak memutuskan masa depan. Kalaupun tidak, Max Mosley sebagai presiden FIA punya power untuk main paksa.
Baca Juga:
Hasilnya, bukan hanya pemangkasan ongkos luar biasa yang mengamankan tim itu pada musim 2009, tapi juga potensi mendapatkan tim-tim baru dengan ''murah'' untuk 2010 dan selanjutnya.
Di MotoGP, kesan yang muncul adalah tidak adanya kekompakan. Bahkan, ada kesan tidak ada yang bisa ''tangan besi'', memutuskan seperti apa seri balap tersebut nanti. Jangankan mengundang minat tim-tim baru untuk menambah peserta, mengamankan 2009 saja sepertinya tanggung.
Bila diamati, semua pihak di MotoGP memang menginginkan adanya pemangkasan ongkos yang signifikan. Khususnya tim dan konstruktor peserta (tergabung dalam International Race Teams Association atau IRTA dan Motorcycle Sport Manufacturers Association atau MSMA) dan promotor (Dorna).
Mundurnya Kawasaki menjadi peringatan keras bagi MotoGP. Seperti Formula 1, harus ada keputusan besar untuk mengamankan masa depan. Namun, di MotoGP,
BERITA TERKAIT
- Liverpool Vs Real Madrid: Malam yang Suram buat Petahana
- Tekad Pecco Bagnaia Untuk MotoGP 2025
- Klasemen Liga Champions: Liverpool Sempurna, Real Madrid Merosot
- Real Madrid Tumbang di Markas Liverpool, Rekor Minor Tercipta
- Liverpool Vs Real Madrid: 10 Pemain Absen Termasuk Vinicius
- Indonesia Masters 2025: Ginting Bicara Kenangan