Krisis Menerpa, Masa Depan MotoGP Tampak Suram
Tidak Ada Kekompakan
Minggu, 11 Januari 2009 – 12:46 WIB
Pembatasan mesin, seperti yang dilakukan F1, juga dianggap tidak akan menolong. Paul Denning, bos tim Suzuki, menimpali bahwa yang dibutuhkan sekarang justru stabilitas regulasi. Kalau ada perubahan, meski niatnya pemangkasan ongkos, justru tetap menimbulkan biaya.
''Regulasi teknis telah berubah terlalu banyak dalam beberapa tahun terakhir (salah satunya pengecilan mesin dari 990 cc ke 800 cc, Red). Jadi, yang kita butuhkan adalah stabilitas. Kalau aturan tetap sama, itu bisa membantu mengurangi biaya,'' tuturnya.
Kalau penggusuran komponen mahal, misalnya mengganti rem karbon dengan steel brake, ditentang dengan alasan gengsi. Menurut Poncharal, kalau MotoGP memakai komponen murah atau masal, seri itu justru akan menurunkan kelas, mendekatkan diri dengan kualitas dan kecepatan World Superbike (WSBK).
Dia bilang, kalau komponen ''dimurahkan'', Yamaha M1 MotoGP dan Yamaha R1 WSBK akan makin mirip. ''Itu masalah besar. Sebab, WSBK adalah sport production, sedangkan kami (MotoGP, Red) adalah prototype,'' paparnya.
Mundurnya Kawasaki menjadi peringatan keras bagi MotoGP. Seperti Formula 1, harus ada keputusan besar untuk mengamankan masa depan. Namun, di MotoGP,
BERITA TERKAIT
- EURO 2024: Semua Penggawa Portugal Siap Membantu Cristiano Ronaldo
- EURO 2024, Pelatih Portugal: Kami Fokus dan Siap Menghadapi Prancis
- Pelatih Ipswich Town Ungkap Masa Depan Elkan Baggott, Bertahan?
- Marc Marquez Bakal jadi Sasaran di MotoGP Jerman 2024
- AEON Mall Jakarta Garden City Kembali Gelar Badminton Cup, Ada Kategori untuk Dewasa
- Achmad Jufriyanto Bertahan di Persib Bandung, Punya Tugas Tambahan