Krisis Nuklir Jepang Picu Eksodus Warga Asing
Jumat, 18 Maret 2011 – 05:15 WIB
Menurut kantor berita Kyodo, pascaledakan hidrogen pada unit reaktor nomor dua, tingkat radiasi di sekitar lokasi mencapai 965,5 mikrosievert per jam. Puncaknya, radiasi mencapai hingga 8.217 mikrosievert per jam. Angka ini jauh berkali lipat di atas batas radiasi normal yang bisa ditolerasi tubuh manusia.
Itulah sebabnya, Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengimbau warga dalam radius lebih dari 30 km dari lokasi agar berdiam di rumah dan memakai masker. Presiden AS Barack Obama kemarin kembali menelepon Naoto Kan. Dia mengatakan siap membantu apa pun yang dibutuhkan Jepang dalam pemulihan pascabencana gempa dan tsunami.
"Intinya, presiden menegaskan akan membantu Jepang keluar dari krisis ini," begitu bunyi pernyataan resmi Gedung Putih. Termasuk, membantu menerjunkan tentara yang memiliki kemampuan khusus menangani krisis nuklir dan pemulihan bencana alam.
Keadaan darurat nuklir di Jepang juga diungkapkan Kepala Komisi Regulasi Nuklir Amerika Serikat Gregory Jaczko. "Saya rasa, tingkat radiasinya sudah masuk kategori serius," ungkapnya.
TOKYO - Kecemasan dunia terhadap dampak radiasi akibat ledakan empat unit reaktor nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi semakin berlipat. Jepang dianggap
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan