Krisis Nuklir Jepang Picu Eksodus Warga Asing
Jumat, 18 Maret 2011 – 05:15 WIB
Sementara itu, partikel-partikel radioaktif konsentrasi rendah diduga sedang menuju ke arah timur, ke Amerika Utara. Hal itu disampaikan Lars-Erik De Geer, direktur riset Institut Riset Pertahanan Swedia, seperti dilansir kantor berita Reuters, kemarin. De Geer menyampaikan hal tersebut mengutip data dari jaringan pusat monitoring internasional.
Namun, dia menekankan bahwa level radiasi tersebut tidak berbahaya bagi manusia. Bersamaan dengan itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan resmi terkait dengan dampak radiasi nuklir Jepang. Dalam rilisnya, WHO menegaskan bahwa manusia tidak pernah lepas dari radiasi, baik itu radiasi alami maupun radiasi akibat perbuatan manusia. Setiap tahun tiap orang terpapar sekitar 3 milisievert (msv).
Sievert adalah satuan untuk menyatakan dosis radiasi. Sebanyak 80 persen dari paparan radiasi itu berasal dari alam. Sebanyak 19,6 persen lainnya muncul dari efek medis dan sekitar 0,4 persen sisanya karena radiasi buatan manusia.
Lantas, apa yang menyebabkan manusia terpapar radiasi" Menurut WHO, ada dua faktor yang membuat manusia terkena radiasi. Pertama, faktor internal, yaitu menghirup atau menelan zat radioaktif. Kedua, faktor eksternal, yakni terdapat zat radioaktif yang menempel pada pakaian atau kulit. Jika seorang individu terpapar radiasi dalam waktu relatif lama, zat-zat radioaktif itu akan merugikan kesehatan.
TOKYO - Kecemasan dunia terhadap dampak radiasi akibat ledakan empat unit reaktor nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi semakin berlipat. Jepang dianggap
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan