Krisis Obat di RSUD

Krisis Obat di RSUD
Krisis Obat di RSUD
LARANTUKA-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka kembali terlilit masalah terkait ketersediaan obat dan perbekalan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu. Bahkan, kondisi saat ini terkategori emergency karena stok obat yang ada saat ini hanya cukup untuk kebutuhan hingga dua minggu ke depan. Sementara, proses pengadaan obat dan perbekalan belum juga dilakukan.

"Saat kunjungan kerja kita tanggal 27 Februari lalu dalam rangka meninjau proyek di rumah sakit, komite medik rumah sakit, dr. Ogie informasikan kalau rumah sakit sudah kekurangan obat dan akan habis dalam satu atau dua minggu ke depan. Dalam pertemuan dengan direktur rumah sakit dan jajarannya hari itu, hal ini kita angkat. Pihak rumah sakit jelaskan bahwa pengadaan obat berikutnya diproses bulan April nanti. Ini kondisi emergency, seharusnya respon atas kondisi ini berbeda dengan kondisi  normal," ujar anggota Komisi C, Simon Sadi Open.

Ia menyebut, saat ini banyak pasien yang terpaksa membeli obat dan sejumlah perbekalan di apotik luar rumah sakit. Akibatnya, pelayanan di rumah sakit terganggu. Karena itu, ia berharap, pemerintah daerah segera menyikapi fakta tersebut dengan sesegera mungkin mencari jalan keluar.

"Benar bahwa proses pengadaannya berpedoman pada Keppres Nomor 54, tetapi kalau dengannya orang banyak menjadi korban apa jadinya. Kondisi emergency harusnya juga dengan penanganan emergency. Kalau ada celah hukum yang dipakai, gunakan itu untuk selamatkan ribuan nyawa," katanya.

LARANTUKA-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka kembali terlilit masalah terkait ketersediaan obat dan perbekalan di rumah sakit milik pemerintah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News